Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Benarkah Al-Anfal/8:59-60 Mengajarkan Terorisme?


Dikutip dari video yang beredar dari seorang mantan teroris bahwa salah dalil dan pembenar dalam melakukan tindakan terorisme adalah surat Al-Anfal ayat 60, dimana dalil yang digunakan adalah kata turhibuna (ترهبون) yang mereka artikan dengan arti terorisme. 

Sebelum membahas lebih detail kita harus pahami terlebih dahulu definisi teror, teroris dan terorisme dalam Kamus Bahasa Indonesia, berikut adalah definisnya.

teror:
te·ror /téror/ n usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan;
me·ne·ror v berbuat kejam (sewenang-wenang dsb) untuk menimbulkan rasa ngeri atau takut: mereka ~ rakyat dng melakukan penculikan dan penangkapan

teroris:
te·ro·ris /téroris/ n orang yg menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, biasanya untuk tujuan politik: gerombolan -- telah mengganas dng membakar rumah penduduk dan merampas hasil panen

terorisme:
te·ror·is·me /térorisme/ n penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dl usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik); praktik tindakan teror;
-- seks penggunaan kekerasan seksual untuk menimbulkan ketakutan dl usaha untuk mencapai tujuan (terutama tujuan politik): -- seks thd perempuan terjadi pd pertengahan bulan Mei di Jakarta

Selanjutnya mari kita pahami tafsirnya dari sisi kebahasan yaitu dari i'rab dan terjemah perkatanya dari berbagai kamus. Dalam pembahasan ayat ini, kita mengacu pembahasan dalam kitab tafsir Ibnu Katsir, dimana pembahasan ayat 60 digabung dengan ayat 59. Selanjutnya untuk tafsir tahlilinya sebagai rujukan utamanya adalah tafsir kemenag 2019 namun tetap memperhatikan penjelasannya yang ada di tafsir ibnu katsir, tafsir qurtubi dan tafsir thabari.


Al-Qur'an surah Al-Anfāl ayat 59

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَبَقُوْاۗ اِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَ


Janganlah sekali-kali orang-orang kafir itu mengira (bahwa) mereka dapat lolos (dari kekuasaan Allah). Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan (Allah).

IRAB

وَلا» الواو استئنافية. «لا» ناهية جازمة. «يَحْسَبَنَّ» مضارع مبني على الفتح في محل جزم لاتصاله بنون التوكيد. «الَّذِينَ» اسم موصول مبني على الفتح في محل رفع فاعل، والجملة مستأنفة، وجملة «كَفَرُوا» صلة الموصول. «سَبَقُوا» فعل ماض وفاعل والجملة في محل نصب مفعول به ثان ليحسبن، والمفعول الأول محذوف أي ولا يحسبن أنفسهم سبقوا. «إِنَّهُمْ» إن والهاء اسمها وجملة «لا يُعْجِزُونَ» خبرها، والجملة الاسمية إنهم مستأنفة

MUFRADAT


وَلَا: And (let) not
يَحْسَبَنَّ: think

حسِبَ يَحسَب ويَحسِب، حِسْبانًا، فهو حاسب، والمفعول مَحْسوب

حَسبَ - يَحْسبُ : 1. menghitung , mengkalkulasi , memperhitungkan ; 2. mempertimbangkan , menganggap , memikirkan , mengumpamakan , menghormati sebagai

الَّذِينَ: those who
كَفَرُوا: disbelieve

كفَرَ1/ كفَرَ بـ يكفُر، كُفْرًا وكُفُورًا وكُفْرانًا، فهو كافر، والمفعول مكفور (للمتعدِّي)

كَفَرَ - يكْفر : kufur , ingkar , tidak beriman , mengkafiri , mengingkari , tidak percaya

سَبَقُوا ۚ : they can outstrip.

سبَقَ/ سبَقَ على يَسبُق ويَسبِق، سَبْقًا، فهو سابِق، والمفعول مَسْبوق (للمتعدِّي)

سَبَقَ - يَسْبقُ : mengutamakan , mendahului , melampaui , memajukan waktu

إِنَّهُمْ: Indeed, they
لَا: (can) not
يُعْجِزُونَ: escape.

أعجزَ/ أعجزَ في يُعجز، إعجازًا، فهو مُعْجِز، والمفعول مُعْجَز

أعجز : صيّره عاجِزًا : menjadikan lemah - tidak kuasa


TAFSIR TAHLILI

Diambil dari berbagi sumber terkait dengan tafsir ayat ini:

Dan janganlah orang-orang kafir itu mengira bahwa mereka dapat lolos dari kekuasaan Allah, dan dapat selamat dari akibat kejahatan dan pengkhianatan mereka, karena sesunguhnya mereka sama sekali tidak dapat melemahkan Allah. Sebaliknya Allah akan memberi balasan kepada mereka di dunia dengan cara dikalahkan oleh Rasulullah dan kaum Muslimin, sehingga mereka merasakan akibat pengkhianatannya, dan di akhirat pun mereka akan merasakan azab dari Allah yang lebih menghinakan.




Al-Qur'an surah Al-Anfāl ayat 60

وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰخَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْۚ  لَا تَعْلَمُوْنَهُمْۚ  اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ


Persiapkanlah untuk (menghadapi) mereka apa yang kamu mampu, berupa kekuatan (yang kamu miliki) dan pasukan berkuda. Dengannya (persiapan itu) kamu membuat gentar musuh Allah, musuh kamu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, (tetapi) Allah mengetahuinya. Apa pun yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas secara penuh kepadamu, sedangkan kamu tidak akan dizalimi.

Benarkah ayat diatas mengajarkan terorisme, mari kita kaji ayat diatas dengan berbagai segi:


I'RAB

وَأَعِدُّوا» فعل أمر مبني على حذف النون، والواو فاعل. «لَهُمْ» متعلقان بالفعل والجملة مستأنفة. «مَا» اسم موصول في محل نصب مفعول به. «اسْتَطَعْتُمْ» فعل ماض والتاء فاعل والجملة صلة الموصول.

«مِنْ قُوَّةٍ» متعلقان بمحذوف حال. «وَمِنْ رِباطِ» معطوف. «الْخَيْلِ» مضاف إليه. «تُرْهِبُونَ» مضارع مرفوع بثبوت النون والواو فاعله. «بِهِ» جار ومجرور متعلقان بالفعل. «عَدُوَّ» مفعول به. «اللَّهِ» لفظ الجلالة مضاف إليه. «وَعَدُوَّكُمْ» عطف. «وَآخَرِينَ» اسم معطوف منصوب وعلامة نصبه الياء لأنه ملحق بجمع المذكر السالم. «مِنْ دُونِهِمْ» جار ومجرور متعلقان بمحذوف صفة لآخرين. والجملة الفعلية في محل نصب حال. «لا تَعْلَمُونَهُمُ» فعل مضارع والواو فاعله، والهاء مفعوله، ولا نافية والجملة في محل نصب صفة لآخرين. «اللَّهِ» لفظ الجلالة مبتدأ وجملة «يَعْلَمُهُمْ» خبر والجملة الاسمية الله يعلمهم مستأنفة. «وَما» ما اسم شرط جازم، مبني على السكون في محل نصب مفعول به مقدم والواو استئنافية.

«تُنْفِقُوا» مضارع مجزوم وعلامة جزمه حذف النون والواو فاعله وهو فعل الشرط. «مِنْ شَيْءٍ» متعلقان بمحذوف حال. «فِي سَبِيلِ» متعلقان بتنفقوا. «اللَّهِ» لفظ الجلالة مضاف إليه، والجملة
مستأنفة. «يُوَفَّ» مضارع مجزوم وعلامة جزمه حذف حرف العلة جواب الشرط. «إِلَيْكُمْ» متعلقان بالفعل. والجملة لا محل لها جواب شرط جازم لم يقترن بالفاء. وجملة «وَأَنْتُمْ لا تُظْلَمُونَ» حالية


MUFRADAT

وَأَعِدُّوا: And prepare

أعدَّ يُعِدّ، أعْدِدْ/ أعِدَّ، إعدادًا، فهو مُعِدّ، والمفعول مُعَدّ

أعَدَّ - يُعِدُّ : menyiapkan , menyediakan , mengatur , menyusun , menyesuaikan , membuat , mendesain

لَهُمْ: for them
مَا: whatever
اسْتَطَعْتُمْ: you able (to)

استطاعَ يستطِيع، اسْتَطِعْ، استطاعةً، فهو مُستطيع، والمفعول مُستطاع

اِسْتَطَاعَ - يَسْتَطِيْعُ : dapat , mampu , sanggup

مِنْ: of
قُوَّةٍ: force

قُوّة2 [مفرد]: ج قُوَّات

قوِيَ/ قوِيَ بـ/ قوِيَ على يَقوَى، اقْوَ، قُوَّةً، فهو قَوِيّ، والمفعول مقويّ به

قَوِيَ - يقْوَى : menjadi lebih kuat , lebih bertenaga , memperkuat , memperhebat

قُوَّة : kekuatan , kemampuan , kekuasaan , kekerasan , tenaga , potensi , otoritas , kecakapan , kesanggupan , kapabilitas , energi , tenaga

وَمِنْ: and of
رِبَاطِ: tethered

رِباط1 [مفرد]: ج أربطة (لغير المصدر) ورباطات (لغير المصدر) ورُبُط (لغير المصدر):
1- مصدر رابطَ/ رابطَ في

رابطَ/ رابطَ في يُرابط، رِباطًا ومُرابَطةً، فهو مُرابِط، والمفعول مُرابَطٌ فيه

رَابِط : tali , pita , balut , hubungan , ikatan

رِبَاط : ikatan , jalinan , pita , tali , pembalut , benang
رِباط الخَيلِ : sekawanan kuda , rombongan ( pasukan ) berkuda


الْخَيْلِ: horses

خَيْل2 [جمع]: جج خيول وأخيال: جماعة الأفراس

خَيْل : sekawan kuda

تُرْهِبُونَ: (to) terrify


أرهب : أرهبَ يُرهب، إرهابًا، فهو مُرهِب، والمفعول مُرهَب
• أرهب فلانًا: خوَّفه وأفزعه "أرهب شخصًا بالتَّهديد والوعيد- {تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللهِ وَعَدُوَّكُمْ}".

أرْهَبَ - يُرْهِبُ : meneror , menakut - nakuti

اِرْهَاب : teror , terorisme
اِرْهَابِيّ : yang mengintimidasi , teroris
تَهْدِيدٌ ، تَخْوِيفٌ ، اِرْهَابٌ : intimidasi

تَهْدِيْد : ancaman , intimidasi

تَخْوِيْف : menakutkan , mempertakuti , menakut - nakuti , mengintimidasi , mengancam



teror:
te·ror /téror/ n usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan;
me·ne·ror v berbuat kejam (sewenang-wenang dsb) untuk menimbulkan rasa ngeri atau takut: mereka ~ rakyat dng melakukan penculikan dan penangkapan

teroris:
te·ro·ris /téroris/ n orang yg menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, biasanya untuk tujuan politik: gerombolan -- telah mengganas dng membakar rumah penduduk dan merampas hasil panen


بِهِ: therewith
عَدُوَّ: (the) enemy

عَدُوّ [مفرد]: ج أعداء وعِدًى، جج أعادٍ، مؤ عدوّ وعدوّة

عَدُوّ : musuh , lawan

اللَّهِ: of Allah,
وَعَدُوَّكُمْ: and your enemy

عَدُوّ [مفرد]: ج أعداء وعِدًى، جج أعادٍ، مؤ عدوّ وعدوّة

عَدُوّ : musuh , lawan

وَآخَرِينَ: and others

آخَرُ [مفرد]: ج آخَرُون (للعاقل) وأُخَّر وأواخِرُ، مؤ أُخْرى، ج مؤ أُخْرَيات وأُخَرُ

آخَر : yang lain , selain itu , satu lagi , detik , beda

مِنْ: from
دُونِهِمْ: besides them,

دُوْنَ ، مِنْ دُوْنِ ، بِدُوْنِ : tanpa
بِلَا ، بِغَيْرِ ، بِدُوْنِ : Tanpa

لَا: not
تَعْلَمُونَهُمُ: (do) you know them
علَمَ يَعلُم، عَلْمًا، فهو عالِم، والمفعول مَعْلوم

عَلِمَ - يَعْلَمُ : mengetahui , menjadi sadar akan , mengenali , menemukan

اللَّهُ: (but) Allah
يَعْلَمُهُمْ ۚ : knows them.

علَمَ يَعلُم، عَلْمًا، فهو عالِم، والمفعول مَعْلوم

عَلِمَ - يَعْلَمُ : mengetahui , menjadi sadar akan , mengenali , menemukan

وَمَا: And whatever
تُنْفِقُوا: you spend

أنفقَ/ أنفقَ على يُنفق، إنفاقًا، فهو مُنفِق، والمفعول مُنفَق (للمتعدِّي)

أنْفَقَ - يُنْفِقُ : membelanjakan , menggunakan , menghabiskan ( harta atau waktu )

مِنْ: from
شَيْءٍ: (any) thing

شيء [مفرد]: ج أشياءُ (لغير المصدر):
1- مصدر شاءَ

شَيْء : hal , obyek , sesuatu

فِي: in
سَبِيلِ: (the) way

سَبِيل [مفرد]: ج أسبل وأسْبلة وسُبْل وسُبُل

سَبِيْل : jalan , jalur , alur , jejak , rute , saluran , sarana , medium , alat , cara

اللَّهِ: (of) Allah
يُوَفَّ: it will be fully repaid

وفَّى يوفِّي، وَفِّ، تَوْفِيةً، فهو مُوَفٍّ، والمفعول مُوَفًّى

وَفَّى : memberikan sepenuhnya , memenuhi , menyempurnakan

إِلَيْكُمْ: to you,
وَأَنْتُمْ: and you
لَا: (will) not
تُظْلَمُونَ ۞ : be wronged.

ظلَمَ يظلِم، ظَلْمًا وظُلْمًا، فهو ظالِم، والمفعول مَظْلوم
• ظلَم فلانًا

ظَلَمَ - يَظْلمُ : menindas , menekan , menganiaya , memperlakukan secara tak wajar atau tak adil


TAFSIR TAHLILI

Diambil dari berbagi sumber terkait dengan tafsir ayat ini:

Untuk menghadapi pengkhianatan kaum Yahudi dan persekongkolan mereka dengan kaum musyrikin dengan tujuan menghancurkan kaum Muslimin, Allah memerintahkan pada ayat ini agar kaum Muslimin menyiapkan kekuatan guna menghadapi musuh-musuh Islam, baik musuh yang nyata mereka ketahui, maupun yang belum menyatakan permusuhan-nya secara terang-terangan. Yang harus dibina lebih dahulu adalah kekuatan iman yang akan menjadikan mereka percaya dan yakin bahwa mereka adalah pembela kebenaran, penegak kalimah Allah di muka bumi dan mereka pasti menang dalam menghadapi dan membasmi kezaliman dan keangkara-murkaan. Kekuatan iman yang sempurna inilah yang dapat membina kekuatan mental yang selalu ditanamkan pada hati segenap rakyat agar mereka benar-benar menjadi bangsa yang tangguh dan perkasa dalam menghadapi berbagai macam kesulitan dan cobaan. Bangsa yang kuat mentalnya tidak akan dapat dikalahkan oleh bangsa lain bagaimana pun sempurnanya peralatan dan senjata mereka. Hal ini telah dibuktikan dalam Perang Badar di mana tentara kaum musyrikin yang jauh lebih besar jumlah dan persenjataannya dapat dipukul mundur oleh tentara Islam yang sedikit jumlahnya dan amat kurang persenjataannya, tetapi memiliki mental yang kuat dan iman yang teguh.
Di samping kekuatan iman/mental mereka, harus pula dipersiapkan kekuatan fisiknya karena kedua kekuatan ini harus digabung menjadi satu, kekuatan fisik saja akan kurang keampuhannya bila tidak disertai dengan kekuatan mental. Demikian pula sebaliknya kekuatan mental saja tidak akan berdaya bila tidak ditunjang oleh kekuatan fisik.
Allah memerintahkan agar kaum Muslimin mempersiapkan tentara berkuda yang ditempatkan pada tempat strategis, siap untuk menggempur dan menghancurkan setiap serangan musuh dari manapun datangnya. Pada   masa Nabi pasukan berkuda inilah yang amat strategis nilainya dan amat besar keampuhannya. Suatu negeri yang mempunyai pasukan berkuda yang besar akan disegani oleh negeri-negeri lain, dan  negeri lain itu akan berpikir lebih dulu bila akan menyerang negeri itu. 
Pada masa sekarang pasukan berkuda (kavaleri) telah digantikan oleh pasukan tank baja, masalah peperangan pada masa kini sudah lain corak dan bentuknya dari peperangan masa dulu. Alat senjata yang dipergunakan sudah beragam pula, berupa armada udara, armada laut, bahkan sampai memper-gunakan persenjataan yang sangat canggih. Jika pada masa Nabi Muhammad saw. Allah memerintahkan agar mempersiapkan pasukan berkuda, maka pada masa sekarang kaum Muslimin harus mempersiapkan berbagai senjata modern untuk mempertahankan negaranya dari serangan musuh. 
Sebagaimana diketahui senjata-senjata modern sekarang ini adalah hasil dari kemajuan teknologi. Maka umat Islam wajib berusaha mencapai ilmu pengetahuan setinggi-tingginya dan menguasai teknologi dan selalu mengikuti perkembangan dan kemajuannya. Untuk mencapai ilmu dan teknologi yang tinggi kita memerlukan biaya yang sangat besar. Kita wajib mempercepat kemajuan ekonomi dan memperbesar penghasilan rakyat. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat menafkahkan sebagian hartanya untuk kepentingan dan pertahanan negaranya.
Suatu negara yang kuat mentalnya, kuat pertahanannya, dan kuat pula perekonomiannya pasti akan disegani oleh negara lain dan mereka tidak berani memusuhinya apalagi menyerangnya. Inilah yang dituntut Allah dari kaum Muslimin.
Anjuran menafkahkan harta fī sabīlillah terdapat dalam beberapa ayat dalam Al-Qur′an di antaranya firman Allah:

وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ   

Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.                    (al-Baqarah/2: 195);

Dan firman Allah swt:
وَمَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ وَتَثْبِيْتًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍۢ بِرَبْوَةٍ اَصَابَهَا وَابِلٌ فَاٰتَتْ اُكُلَهَا ضِعْفَيْنِۚ فَاِنْ لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ  ۗوَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ  

Dan  perumpamaan  orang  yang menginfakkan hartanya untuk mencari rida Allah dan untuk memperteguh jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai). Allah  Maha  Melihat  apa yang kamu kerjakan.  (al-Baqarah/2: 265);

Allah menjanjikan pahala yang besar kepada setiap orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, dan dia tidak akan dirugikan sedikit pun karena menafkahkan hartanya. Sebaliknya perbuatan itu akan mendapat pahala yang berlipat ganda.


KESIMPULAN:
  • Jika definisi terorisme yang kita sepakati adalah usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan dengan berbuat kejam (sewenang-wenang dsb) untuk menimbulkan rasa ngeri atau takut, sehingga definisi teroris adalah orang yg menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, maka mengartikan kata turhibuna (ترهبون) dengan melakukan tindakan terorisme adalah salah besar dan merupakan kesalahan yang fatal dalam memahami baik secara teks maupun konteks ayat ini. Karena makna turhibuna bisa tahdid (تهديد) yang artinya mengancam, mengintimidasi, dan takhwif (تخويف) yang artinya menakut-nakuti. Oleh sebab itu, mengartikan turhibuna harus sesuai dengan konteks kalimat.
  • Kalaupun dipahami secara teks, maka ayat ini hanya sebatas perintah untuk menyiapkan untuk memperkuat diri. Tidak ada satupun kata yang memerintahkan untuk melakukan aksi nyata kekerasan secara sewengan-wenang apalagi berbuat kejam baik secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan. Oleh sebab itu, memaknai ayat diatas sampai dengan melakukan perbuatan nyata terorisme adalah bertentangan dengan ayat ini sendiri.
  • Selanjutnya kalaupun mengartikan kata turhibuna (ترهبون) dengan terorisme sebagaimana dalam kamus. Maka makna terorisme adalah sebatas untuk membuat gentar ataupun membuat takut musuh, dan tidak sampai pada melakukan kekerasan ataupun berbuat kejam. Dan inilah makna yang dikehendaki dan dipahami dalam semua kitab tafsir dan tentu sejalan dengan kaidah atau banyak dalil yang menerangkan bahwa Nabi Muhammad Saw selalu membela kebenaran (Islam) dengan Kebenaran (dengan jalan yang benar), bukan membela kebenaran dengan cara yang bathil. Oleh sebab itu, tindakan kelompok terorisme yang menyatakan membela kebenaran namun dengan jalan yang bathil (kekerasan/kekejaman) adalah sebuah kesalahan yang besar.
  • Dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa tindakan terorisme atas nama agama justru menunjukkan ketidakpahaman mereka dalam memahami agama. Jadi menjadi jelaslah bahwa tujuan terorisme yang mereka lakukan hanyalah tujuan politik dan hawa nafsu untuk mendapatkan kekuasan dengan bungkus agama.

Semoga bermanfaat.
BahasaAdab.com