Mufradat Hari Ini: Ketika sejuta hal dapat menjatuhkanmu, temukan satu alasan untuk tetap berdiri
عندما مليون شيء يستطيع أن يحبطك، جِدْ سببا واحدا لوقوف؟
عِنْدَمَا مِلْيُونَ شَيْءٍ يَسْتَطِيعُ أَنْ يُحْبِطَكَ، جِدْ سَبَبًا وَاحِدًا لِوُقُوفٍ؟
Ketika sejuta hal dapat menjatuhkanmu, temukan satu alasan untuk tetap berdiri.
When a million things can bring you down, find one reason to keep you up.
Mufradat:
عِنْدَمَا : manakala , seketika , selagi , selama
مِلْيُون ( ج مَلاَيِيْنُ ) : satu juta
الشَّيءُ ( ج اَشْيَاءُ ) , الـمَادَّةُ ( ج مَوَادُّ ) : benda, hal
اِسْتَطَاعَ - يَسْتَطِيْعُ : dapat , mampu , sanggup
استطاعَ يستطِيع، اسْتَطِعْ، مصدر اِسْتِطاعَةٌ، فهو مُستطيع، والمفعول مُستطاع
حَبَطَ ، حَبِطَ - يَحْبِطُ : gagal , sia - sia , tidak berhasil
حبَطَ يَحبِط، اِحْبَطْ، مصدر حَبْطٌ، حُبوطٌ، فهو حابِط
وَجَدَ - يَجِدُ : mendapatkan , menemukan , mengalami , mengetahui , mendeteksi , menyoroti , mempertimbangkan , menganggap
وجَدَ1/ وجَدَ بـ يجِد، جِدْ، مصدر وَجْدٌ، فهو واجِد، والمفعول موجود به
سَبَب : 1. sebab , alasan , motif ; 2. sarana , perantara , medium , media
سَبَبٌ ( ج اَسْبَابٌ ) : sebab
وَقَفَ - يَقِفُ : menghentikan , berhenti , berdiri , bangun , bangkit
وقَفَ1/ وقَفَ إلى/ وقَفَ بـ/ وقَفَ على/ وقَفَ في يَقِف، قِفْ، مصدر وَقْفٌ، وُقُوفٌ، فهو واقِف، والمفعول موقوف إليه
Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 155
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar,
TAFSIR TAHLILI
(155) Allah akan menguji kaum Muslimin dengan berbagai ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (bahan makanan). Dengan ujian ini, kaum Muslimin menjadi umat yang kuat mentalnya, kukuh keyakinannya, tabah jiwanya, dan tahan menghadapi ujian dan cobaan. Mereka akan mendapat predikat sabar, dan merekalah orang-orang yang mendapat kabar gembira dari Allah.
Al-Qur'an surah Aż-Żāriyāt ayat 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.
TAFSIR TAHLILI
(56) Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidaklah menjadikan jin dan manusia melainkan untuk mengenal-Nya dan agar menyembah-Nya. Dalam kaitan ini Allah swt berfirman:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوْٓا اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ سُبْحٰنَهٗ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ ٣١
Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan. (at-Taubah/9: 31) ;Pendapat tersebut sama dengan pendapat az-Zajjāj, tetapi ahli tafsir yang lain berpendapat bahwa maksud ayat tersebut ialah bahwa Allah tidak menjadikan jin dan manusia kecuali untuk tunduk kepada-Nya dan untuk merendahkan diri. Maka setiap makhluk, baik jin atau manusia wajib tunduk kepada peraturan Tuhan, merendahkan diri terhadap kehendak-Nya. Menerima apa yang Dia takdirkan, mereka dijadikan atas kehendak-Nya dan diberi rezeki sesuai dengan apa yang telah Dia tentukan. Tak seorang pun yang dapat memberikan manfaat atau mendatangkan mudarat karena kesemuanya adalah dengan kehendak Allah.
Ayat tersebut menguatkan perintah mengingat Allah swt dan memerin-tahkan manusia agar melakukan ibadah kepada Allah swt.
Al-Qur'an surah Al-Bayyinah ayat 5
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).
TAFSIR TAHLILI
(5) Karena adanya perpecahan di kalangan mereka, maka pada ayat ini dengan nada mencerca Allah menegaskan bahwa mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah-Nya. Perintah yang ditujukan kepada mereka adalah untuk kebaikan dunia dan agama mereka, dan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Mereka juga diperintahkan untuk mengikhlaskan diri lahir dan batin dalam beribadah kepada Allah dan membersihkan amal perbuatan dari syirik sebagaimana agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim yang menjauhkan dirinya dari kekufuran kaumnya kepada agama tauhid dengan mengikhlaskan ibadah kepada Allah. Ikhlas adalah salah satu dari dua syarat diterimanya amal, dan itu merupakan pekerjaan hati. Sedang yang kedua adalah mengikuti sunah Rasulullah. Allah berfirman:
ثُمَّ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ اَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), “Ikutilah agama Ibrahim yang lurus.” (an-Naḥl/16: 123);;Firman-Nya yang lain:
مَاكَانَ اِبْرٰهِيْمُ يَهُوْدِيًّا وَّلَا نَصْرَانِيًّا وَّلٰكِنْ كَانَ حَنِيْفًا مُّسْلِمًا
Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus dan muslim. (Āli ‘Imrān/3: 67);Mendirikan salat dalam ayat ini maksudnya adalah mengerjakannya terus-menerus setiap waktu dengan memusatkan jiwa kepada kebesaran Allah, untuk membiasakan diri tunduk kepada-Nya. Sedangkan yang dimaksud dengan mengeluarkan zakat yaitu membagi-bagikannya kepada yang berhak menerimanya sebagaimana yang telah ditentukan oleh Al-Qur'anul Karim.
Keterangan ayat di atas tentang keikhlasan beribadah, menjauhkan diri dari syirik, mendirikan salat, dan mengeluarkan zakat, adalah maksud dari agama yang lurus yang tersebut dalam kitab-kitab suci lainnya.
Semoga bermonfaat
Salam,
Direktur IBA