Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tafsir Mufradat - Surat Al-Kahf/18:9-12, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu dan mudahkanlah bagi kami petunjuk



Al-Qur'an surah Al-Kahf ayat 9

اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًا

Apakah engkau mengira bahwa sesungguhnya para penghuni gua dan (yang mempunyai) raqīm benar-benar merupakan keajaiban di antara tanda-tanda (kebesaran) Kami?

Do you think that the cave dwellers and the raqīm are truly miracles among Our (greatness) signs?

Al-Qur'an surah Al-Kahf ayat 10

اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا

(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu berdoa, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu dan mudahkanlah bagi kami petunjuk untuk segala urusan kami.”

(Remember) when the youths took refuge in the cave and prayed, "Our Lord, grant us mercy from Your side and make it easy for us to guide all our affairs."

Al-Qur'an surah Al-Kahf ayat 11

فَضَرَبْنَا عَلٰٓى اٰذَانِهِمْ فِى الْكَهْفِ سِنِيْنَ عَدَدًاۙ

Maka, Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu selama bertahun-tahun.

So We covered their ears in that cave for many years.

Al-Qur'an surah Al-Kahf ayat 12

ثُمَّ بَعَثْنٰهُمْ لِنَعْلَمَ اَيُّ الْحِزْبَيْنِ اَحْصٰى لِمَا لَبِثُوْٓا اَمَدًا ࣖ

Kemudian Kami bangunkan mereka supaya Kami mengetahui manakah di antara dua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu).

Then We woke them up so that We might know which of the two groups is more accurate in calculating how long they stayed (in the cave).


IRAB

«أم» عاطفة «حسبت» ماض وفاعله والجملة مستأنفة «أن أصحاب» أن واسمها «الكهف» مضاف إليه «والرقيم» معطوف على الكهف والمصدر المؤول سد مسد مفعولي حسب «كانوا» كان واسمها «من آياتنا» متعلقان بعجبا نا مضاف إليه «عجبا» خبر كانوا والجملة خبر إن «إذ» ظرف «أوى الفتية» ماض وفاعله والجملة مضاف إليه «إلى الكهف» متعلقان بأوى «فقالوا» الفاء عاطفة وماض وفاعله «ربنا» منادى بأداة نداء محذوفة وهو منصوب على النداء ونا مضاف إليه والجملة مقول القول «آتنا» فعل دعاء فاعله مستتر ونا مفعول به أول والجملة مقول القول «من لدنك» متعلقان بآتنا والكاف مضاف إليه «رحمة» مفعول به ثان «وهيئ» معطوف على آتنا وفاعله مستتر «لنا» و «من أمرنا» كلاهما متعلقان بهيئ «رشدا» مفعول به «فضربنا» الفاء عاطفة وماض وفاعله والجملة معطوفة «على آذانهم» متعلقان بضربنا والهاء مضاف إليه «في الكهف» متعلقان بضربنا «سنين» مفعول فيه ظرف زمان منصوب بالياء لأنه ملحق بجمع المذكر السالم «عددا» صفة.

«ثم» عاطفة «بعثناهم» ماض وفاعله ومفعوله والجملة معطوفة «لنعلم» اللام لام التعليل ومضارع منصوب بأن مضمرة بعد لام التعليل والفاعل مستتر واللام وما بعدها متعلقان ببعثناهم «أي» اسم استفهام مبتدأ «الحزبين» مضاف إليه مجرور بالياء لأنه مثنى «أحصى» فعل ماض مبني على الفتحة المقدرة على

الألف للتعذر والجملة في محل رفع خبر أي «لما» اللام حرف جر وما موصولية في محل جر ومتعلقان بأحصى «لبثوا» ماض وفاعله والجملة صلة «أمدا»



MUFRADAT

Ayat 9:

-  أَمْ ataukah  
-  حَسِبْتَ kamu mengira

حَسبَ - يَحْسبُ : 1. menghitung , mengkalkulasi , memperhitungkan ; 2. mempertimbangkan , menganggap , memikirkan , mengumpamakan , menghormati sebagai

حسِبَ يَحسَب ويَحسِب، اِحْسِبْ، مصدر حِسْبَانٌ، فهو حاسب، والمفعول مَحْسوب

-  أَنَّ bahwasanya  
-  أَصْحَابَ penghuni

صَاحِب : 1. rekan , sahabat , teman , kawan , peserta ; 2. pemilik , penguasa , pemegang

جمع: أَصْحَابٌ، صَحْبٌ، صِحَابٌ، صَاحِبَاتٌ

صاحِب [مفرد]: ج أصحاب وصَحابة وصِحاب وصَحْب وصُحْبَة، مؤ صاحبة، ج مؤ صاحِبات وصَواحِبُ:

-  الْكَهْفِ gua

كَهْف : gua , gua besar dalam tanah

جمع: كُهُوفٌ

-  وَالرَّقِيمِ dan batu bertulis

الرَقيم : المَرقوم : yang ditulis

الرَقيم : الكِتابُ : kitab , buku , tulisan

1- صفة ثابتة للمفعول من رقَمَ/ رقَمَ على/ رقَمَ في: مرقوم، مكتوب، مُوشًّى، مختوم.

رقَم : كتَب : menulis

رقَمَ/ رقَمَ على/ رقَمَ في يَرقُم، اُرْقُمْ، مصدر رَقْمٌ، فهو راقِم، والمفعول مَرْقوم ورقيم

-  كَانُوا adalah mereka

كَانَ - يَكُوْن : ada , menjadi , terjadi

كانَ يَكُون، كُنْ، مصدر كَوْنٌ،كِيَانٌ،كَيْنُونَةٌ، فهو كائِن

-  مِنْ dari  
-  ءَايَاتِنَا ayat-ayat Kami

آيَة ج : 1. sinyal , tanda , alamat ; 2. mukjizat , keajaiban , kejadian luar biasa ; 3. karya agung ; 4. ayat dari kitab suci

-  عَجَبًا mengagumkan

عَجَب : ketakjuban , kekaguman , keheranan , keterkejutan , yang mengherankan , keajaiban

عَجِبَ - يُعْجِبُ مِنْ/لِـ : kagum , takjub , heran

عجِبَ من يَعجَب، اِعْجَبْ، مصدر عَجَبٌ، فهو عاجب وعجيب، والمفعول معجوب منه


Ayat 10:

-  إِذْ tatkala  
-  أَوَى mencari tempat perlindungan

أوَى إلَى : tinggal pada , mengambil tempat perlindungan , mengungsi

أوَى/ أوَى إلى يَأوي، ائْوِ، أُوِيًّا، فهو آوٍ، والمفعول مأويّ

-  الْفِتْيَةُ pemuda-pemuda

الفَتَى ج فِتيَة : الشاب : pemuda , anak muda

-  إِلَى kedalam  
-  الْكَهْفِ gua

الكَهف ج كُهُوف : gua

-  فَقَالُوا maka mereka berkata/berdoa

قَالَ - يقُوْل : berkata , mengatakan , mengucapkan , menceritakan , memberitahukan

قالَ/ قالَ بـ/ قالَ عن/ قالَ في/ قالَ لـ يقول، قُلْ، مصدر قَوْلٌ، قَالٌ، قَوْلَةٌ، مَقَالٌ، مَقَالَةٌ، فهو قائل، والمفعول مقول

-  رَبَّنَا ya Tuhan kami

جمع: أرْبَابٌ، رُبُوبٌ.

-  ءَاتِنَا berilah kami

آتَى : 1. sesuai , cocok ; 2. memberi , mendanai , menyediakan dengan

آتى1 يُؤتي، آتِ، مصدر إيتَاءٌ، فهو مُؤْتٍ، والمفعول مُؤْتًى

-  مِنْ dari  
-  لَدُنْكَ sisi-Mu

لَدُِنْ : عِندَ : di sisi , pada

-  رَحْمَةً rahmat

رَحْمَة : rahmat , kasih sayang , simpati , keramahan , toleransi

رحِمَ يَرحَم، اِرْحَمْ، مصدر رَحْمَةٌ، مَرْحَمَةٌ، رُحُمٌ، فهو راحِم، والمفعول مَرْحوم

-  وَهَيِّئْ dan sediakanlah

هَيَّأَ - يُهَيِّأ : mempersiapkan , menyiapkan , menyediakan , menyesuaikan , menyusun , mengatur

هيَّأَ يهيّئ، هَيِّءْ، مصدر تَهْيِئَةٌ، فهو مُهيِّئ، والمفعول مُهيَّأ

-  لَنَا bagi kami  
-  مِنْ dari/bagi  
-  أَمْرِنَا urusan kami

جمع: أَوامِرُ.[أ م ر]. (مصدر أَمَرَ)

أمَرَ - يَأْمُرُ : memesan , memerintah , menginstruksikan , menyuruh

أمَرَ يَأمُر،مُرْ، مصدر أَمْرٌ، إِمارٌ، إِمارَةٌ، فهو آمر، والمفعول مَأْمور

-  رَشَدًا petunjuk yang lurus

Ayat 11:

- فَضَرَبْنَا maka Kami jadikan tutup

ضَرَبَ - يَضْرِبُ : memukul , membentur , menabrak , mengetuk , menghantam , menampar , menggeleparkan

ضرَبَ1/ ضرَبَ إلى/ ضرَبَ بـ/ ضرَبَ على/ ضرَبَ عن/ ضرَبَ في يَضرِب، اِضْرِبْ، مصدر ضَرْبٌ، فهو ضارب، والمفعول مضروب

-  عَلَى atas  
-  ءَاذَانِهِمْ telinga mereka

أُذْن/ أُذُن [مفرد]: ج آذان

-  فِي didalam  
-  الْكَهْفِ gua

الكَهْفُ ( ج كُهُوْفٌ ) : Kahaf ( goa )

-  سِنِينَ beberapa tahun

سِنِيْنَ عَدِيدَةٌ : bertahun - tahun

-  عَدَدًا berbilang

عَدَد : bilangan , angka , nomor



Ayat 12:

-  ثُمَّ kemudian  
-  بَعَثْنَاهُمْ Kami bangunkan mereka

بَعَثَ - يَبْعَثُ : mengirim , mengutus , mendelegasikan

بَعَثَ مِنَ الْمَوْت : membangkitkan dari kematian

بعَثَ/ بعَثَ بـ/ بعَثَ في يبعَث، اِبْعَثْ، مصدر بَعْثٌ، فهو باعِث، والمفعول مَبْعوث

-  لِنَعْلَمَ karena Kami hendak mengetahui

عَلِمَ - يَعْلَمُ : mengetahui , menjadi sadar akan , mengenali , menemukan

علِمَ/ علِمَ بـ يَعلَم، اِعْلَمْ، مصدر عِلْمٌ، فهو عالِم، والمفعول معلوم

-  أَيُّ manakah  
-  الْحِزْبَيْنِ dua golongan

حِزْب ج : partai politik , fraksi

ج : أحْزَابٌ

-  أَحْصَى lebih tepat menghitung

أحْصَى - يُحْصِيْ : menghitung , membilang

أحصى يُحصي، أَحْصِ، مصدر إِحْصَاءٌ، فهو مُحصٍ، والمفعول مُحصًى

-  لِمَا bagi apa  
-  لَبِثُوا mereka berdiam

لَبِثَ - يلْبث : tinggal , berdiam , menetap , berdomisili

لبِثَ بـ/ لبِثَ في يَلبَث، اِلْبَثْ، مصدر لَبْثٌ، لُبْثٌ، لَبَثٌ، فهو لابث ولَبِث، والمفعول مَلْبُوث به

-  أَمَدًا panjang/lama

أمَد : batas , limit , jangka waktu , periode , waktu


TAFSIR TAHLILI
(9) Allah menerangkan bahwa apakah Nabi Muhammad mengira bahwa kisah Aṣḥābul Kahf beserta raqīm (batu tertulis) sebagaimana yang tersebut dalam kitab-kitab lama adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang paling menakjubkan.
 Memang jika dilihat, peristiwa Aṣḥābul Kahf berlawanan dengan hukum alam. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan berbagai kejadian pada tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang, dan segala mineral yang merupakan perhiasan di atas bumi ini, maka kejadian ini memang menakjubkan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah. Namun demikian, peristiwa Aṣḥābul Kahf itu bukan satu-satunya tanda kekuasaan Allah, tetapi hanya sebagian kecil dari bukti keagungan-Nya. Sekiranya para ulama agama lain merasa kagum dan terpesona oleh peristiwa tersebut, maka Rasulullah dan umatnya seharusnya lebih terpesona lagi oleh berbagai fenomena alam semesta dengan segala keajaibannya. Kejadian langit dan bumi, pergantian siang dan malam, peredaran matahari, bulan, planet, dan bintang-bintang atau bagaimana Allah menghidupkan kembali segala sesuatu yang telah mati, semua itu merupakan bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan Allah. Dia berbuat menurut kehendak-Nya, tidak seorang pun yang menolak ketetapan-Nya. Oleh karena itu, Al-Qur'an selalu mengajak manusia untuk menyelidiki rahasia alam semesta ini.
 Menurut riwayat Israiliyat, orang-orang Nasrani telah banyak melakukan kesalahan. Raja-raja mereka berlaku aniaya sampai menyembah berhala, bahkan memaksa rakyatnya untuk juga menyembahnya. Seorang raja mereka yang bernama Decyanus mengeluarkan perintah keras kepada rakyatnya untuk menyembah berhala-berhala itu dan menyiksa siapa yang menentang-nya. Beberapa orang pemuda dari kalangan bangsawan dipaksanya turut menyembah berhala-berhala itu, bahkan diancam akan dibunuh jika berani menolak perintah itu. Namun mereka menolaknya dan tetap bertahan dalam agama mereka. Lalu Decyanus melucuti pakaian dan perhiasan mereka. Karena masih sayang kepada remaja-remaja itu, raja membiarkan mereka hidup dengan harapan agar mau mengikuti perintahnya nanti. Raja itu juga pergi ke negeri-negeri lain untuk memaksa penduduknya menyembah berhala dan siapa yang menolak perintahnya dibunuh.
 Pemuda-pemuda itu kemudian pergi ke sebuah gua, yang terletak di sebuah gunung yang disebut Tikhayus, dekat kota mereka, Afasus. Di gua itu mereka beribadah menyembah Allah. Sekiranya diserang oleh raja Decyanus dan dibunuh, maka mereka mati dalam ketaatan. Jumlah mereka tujuh orang. Di tengah perjalanan ke gua, mereka bertemu seorang peng-gembala dengan seekor anjingnya yang kemudian ikut bersama mereka. Di gua itulah mereka tekun menyembah Allah. Di antara mereka ada seorang yang bernama Tamlikha. Dia bertugas membeli makanan dan minuman untuk teman-temannya dan menyampaikan kabar bahwa Decyanus masih mencari mereka. Setelah kembali dari perjalanannya, raja itu segera mencari ahli-ahli ibadah kepada Allah untuk dibunuh, kecuali bila mereka mau menyembah berhala. Berita ini terdengar oleh Tamlikha ketika dia sedang berbelanja lalu disampaikan kepada teman-temannya. Mereka menangis. Allah swt kemudian menutup pendengaran mereka sehingga mereka tertidur.
 Sementara itu, Decyanus teringat kembali kepada para pemuda di atas, lalu memaksa orang-orang tua mereka untuk mendatangkannya. Para orang tua itu akhirnya menunjukkan gua tempat mereka beribadah. Decyanus segera pergi ke sana dan menutup mulut gua itu agar mereka mati di dalamnya. Dalam staf pengiring raja, ada dua orang laki-laki yang tetap menyembunyikan imannya, namanya Petrus dan Runas. Kisah para pemuda yang beriman dalam gua itu diabadikan dengan tulisan di atas dua keping batu yang lalu disimpan dalam peti dari tembaga. Peti itu ditanamkan ke dalam bangunan supaya di kemudian hari menjadi teladan dan peringatan bagi umat manusia.
 Waktu berjalan terus, zaman silih berganti, raja Decyanus sudah dilupakan orang. Seorang raja saleh yang juga bernama Petrus memerintah negeri itu selama 68 tahun. Pada masa pemerintahannya, terjadi pertikaian pendapat di kalangan rakyat tentang hari kiamat sehingga mereka terbagi ke dalam dua golongan, yaitu golongan yang percaya dan yang mengingkari-nya. Raja sangat bersedih hati karena persoalan ini. Dia berdoa kepada Tuhan agar Dia memperlihatkan kepada rakyatnya tanda-tanda yang meyakinkan mereka bahwa kiamat itu pasti terjadi.
 Sementara itu, seorang pengembala kambing bernama Ulyas bermaksud membangun kandang untuk kambingnya di gua tempat para pemuda tadi. Lalu dipecahkannya tutup yang menutup pintu gua itu. Seketika itu juga, pemuda-pemuda yang beriman itu terbangun serentak dari tidurnya. Mereka duduk dengan wajah berseri-seri lalu mereka salat. Berkatalah mereka satu sama lain, “Berapa lama kalian tidur?” Dijawab oleh yang lain, “Sehari atau setengah hari.” Yang lain mengatakan, “Tuhan lebih mengetahui berapa lama kalian tidur. Cobalah salah seorang dari kalian pergi ke kota dengan membawa uang perak ini dan membeli makanan yang baik dan menghidang-kannya kepada kita.” 
Maka Tamlikha berangkat, sebagaimana biasanya sejak dahulu, untuk berbelanja secara sembunyi-sembunyi karena takut terhadap raja Decyanus. Sewaktu dia berjalan, terdengar olehnya orang-orang menyeru Isa al-Masih di segala penjuru kota. Dia berkata dalam hati, “Alangkah anehnya, mengapa orang mukmin itu tidak dibunuh oleh Decyanus?” Dia masih merasa heran, “Barangkali aku bermimpi atau kota ini bukan kotaku dahulu,” katanya dalam hati. Lalu dia bertanya kepada seorang laki-laki tentang nama kota itu. Lelaki menjawab, “Ini kota Afasus.” 
Pada akhir perjalanan, dia datang kepada seorang laki-laki dan memberikan uang logam untuk membeli makanan. Laki-laki itu kaget setelah melihat uang logam tersebut karena belum pernah melihatnya. Dia membolak-balik uang logam itu kemudian diperlihatkannya kepada kawan-kawannya. Mereka merasa heran dan berkata, “Apakah uang ini dari harta yang kamu temukan tersimpan dalam tanah? Uang logam ini dari zaman raja Decyanus, satu zaman yang sudah lewat berabad-abad lamanya.” Kemudian Tamlikha dibawa ke hadapan dua orang hakim di kota itu. Mulanya Tamlikha mengira dia akan dibawa kepada raja Decyanus sehingga ia menangis. Tetapi setelah mengetahui raja telah berganti, lenyaplah kesedihannya. Kedua hakim kota itu, Areus dan Tanteus, bertanya kepada Tamlikha, “Di manakah harta terpendam yang kamu temukan itu, wahai anak muda?” Sesudah terjadi pembicaraan antara mereka, maka Tamlikha menceritakan kisah para pemuda itu dengan raja Decyanus, dan dia mengajak kedua hakim itu pergi menengok ke gua untuk membuktikan kebenaran kisahnya. Lalu keduanya pergi bersama-sama Tamlikha, hingga sampai ke pintu gua itu, dan mereka mendengarkan semua kisah tentang penghuni gua itu dari Tamlikha. Kedua hakim tersebut merasa heran setelah mengetahui bahwa mereka tidur dalam gua itu selama 309 tahun. Mereka dibangunkan dari tidur untuk menjadi tanda kekuasaan Tuhan kepada manusia. Kemudian Areus masuk dan melihat sebuah peti dari tembaga, tertutup dengan segel. Di dalamnya terdapat dua batu bertulis yang menceritakan kisah pemuda itu, sejak mereka melarikan diri dari kerajaan Decyanus demi memelihara akidah dan agama mereka, sampai kemudian Decyanus menutup pintu gua itu dengan batu.
 Setelah Areus dan kawan-kawannya membaca kisah ini, mereka bersyukur dan langsung sujud kepada Allah dan mereka segera mengirim utusan kepada raja Petrus agar cepat-cepat datang untuk menyaksikan tanda kekuasaan Allah yang ada pada pemuda-pemuda yang dibangkitkan sesudah tertidur 300 tahun. Raja kemudian berangkat beserta rombongan pengawal dan penduduk negerinya menuju negeri Afasus. Hari ini merupakan hari penetapan keputusan tentang hari kebangkitan, hari yang yang tak terlupakan.
 Ketika raja melihat pemuda-pemuda itu, dia langsung sujud kepada Allah, memeluk pemuda-pemuda itu, lalu menangis. Pemuda-pemuda itu terus memuji Tuhan. Mereka berkata kepada raja, “Wahai Raja, selamat tinggal, semoga Allah melindungi kamu dari kejahatan manusia dan jin.” Lalu mereka kembali ke pembaringan dan ketika itu Allah swt mencabut rohnya. Untuk memberikan penghormatan kepada arwah para hamba Allah suci ini, raja memerintahkan agar masing-masing mereka dibuatkan peti jenazah dari emas. Tetapi pada malam harinya raja bermimpi melihat mereka, dan berpesan kepadanya:, “Biarkanlah kami sebagaimana adanya dalam gua ini, kami tidur di atas tanah sampai hari kiamat datang.” Oleh karenanya, raja memerintahkan agar jenazah-jenazah itu dihamparkan di dalam sebuah peti kayu dan melarang setiap orang untuk masuk ke dalam gua itu. Raja memerintahkan pula agar di pintu gua dibangun tempat ibadah, dan hari wafatnya dijadikan hari besar. 
 Orang-orang Nasrani menjadikan kisah ini sebagai bukti kekuasaan Allah untuk menunjukkan adanya hari kiamat. Tetapi Al-Qur'an menjelaskan bahwa tanda-tanda kekuasaan Allah untuk mengadakan hari kebangkitan dan mengembalikan roh kepada jasadnya sesudah mati bukanlah terbatas pada kisah itu saja. Ayat-ayat yang menunjukkan kekuasaan-Nya untuk menun-jukkan adanya hari kiamat, tidak terhitung jumlahnya. Oleh karena itu, perhatikanlah alam semesta ini dengan segala isinya.



TAFSIR TAHLILI
(10) Dalam ayat ini, Allah swt mulai menguraikan kisah Aṣḥābul Kahf kepada Rasul saw. Allah swt mengingatkan kepada Rasul-Nya bahwa ketika zaman dahulu beberapa pemuda keturunan bangsawan di suatu negeri, karena takut penganiayaan rajanya, pergi mencari perlindungan ke dalam gua pada sebuah gunung. Di dalam gua inilah mereka membulatkan tekadnya, menghabiskan masa remajanya untuk mengabdi kepada Allah swt.
Mereka berdoa kepada Allah semoga dilimpahi rahmat dari sisi-Nya. Mereka mengharapkan pengampunan, ketenteraman, dan rezeki dari Allah sebagai anugerah yang besar atas diri mereka. Selain itu, mereka juga memohon agar Allah memudahkan bagi mereka jalan yang benar untuk menghindari godaan dan kezaliman orang-orang kafir dan memperoleh ketabahan dalam menaati Tuhan sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sungguh Allah telah menolong mereka. Ketika raja kafir itu berhasil menemukan jejak mereka pada pintu gua itu, lalu masuk ke dalamnya, maka Allah swt menutup penglihatan mereka sehingga tidak dapat melihat para pemuda tersebut. Oleh karena itu, akhirnya raja memutuskan menutup pintu gua dengan perkiraan bahwa mereka akan mati kelaparan dan kehausan.




TAFSIR TAHLILI
(11) Allah mengabulkan doa para pemuda itu dengan menutup penglihatan dan pendengaran mereka, hingga mereka tidur nyenyak dan tidak ada suara yang akan membangunkan mereka dari tidur di dalam gua itu selama ratusan tahun. Sangat besar rahmat Allah yang diberikan kepada mereka. Tidak mudah bagi seseorang untuk tidur, di waktu jiwanya sedang gelisah dan takut. Dengan tidur, seseorang mendapatkan ketenteraman hati.
 Dalam ayat ini dikatakan “menutup telinga” karena telinga itulah tempat masuknya suara yang menjadi sebab bangunnya seseorang dari tidur. Seseorang dapat dikatakan tidur, bilamana telinganya tidak mendengar sesuatu lagi. 


TAFSIR TAHLILI
(12) Ayat ini menerangkan bahwa sesudah para pemuda itu tidur dalam gua selama 300 tahun, Allah lalu membangunkan mereka. Pendengaran mereka dipulihkan kembali oleh Allah swt. Ketika seorang penggembala kambing menggempur dinding batu yang menutup mulut gua itu, suara reruntuhan membuat mereka terbangun dari tidur yang panjang. Ayat ini memberitahukan bahwa Allah mengetahui yang mana di antara dua golongan yang berselisih itu yang dapat menghitung dengan tepat berapa lamanya mereka tinggal dalam gua itu.
 Tetapi akhirnya mereka menyadari bahwa mereka tidaklah mengetahui secara pasti berapa lama para pemuda itu tinggal dalam gua. Lalu mereka mengakui bahwa Allah yang memelihara tubuh mereka sehingga tidak hancur, dan bertambah yakin akan kesempurnaan kekuasaan Allah serta ilmu-Nya. Oleh karena itu, dengan peristiwa yang dialami, mereka dapat merenungkan perkara hari kiamat. Bagi orang-orang yang beriman pada zaman itu, peristiwa tersebut menambah keteguhan iman mereka, sedang bagi orang kafir peristiwa itu menjadi bukti nyata bagi kekuasaan Allah.
 Ahli tafsir berbeda pendapat dalam menjelaskan maksud kata “dua golongan” dalam ayat ini. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dua golongan itu ialah golongan pertama adalah para pemuda penghuni gua itu, dan golongan kedua adalah penduduk kota yang mengetahui sejarah menghilangnya pemuda-pemuda itu.
 Pendapat lain mengatakan bahwa kedua golongan yang berselisih pendapat itu ialah para pemuda penghuni gua dan raja-raja yang memerintah silih berganti di negeri Afasus. 
Pendapat yang mendekati kebenaran ialah yang berpendapat bahwa kedua golongan itu adalah para pemuda penghuni gua itu sendiri. Setelah bangun dari tidur, mereka saling bertanya satu sama lain. Sebagian mengatakan, “Kita tinggal dalam gua ini sehari atau setengah hari.” Sebagian yang lain mengatakan, “Tuhanmu lebih mengetahui berapa lamanya kamu tinggal dalam gua ini.”