Tasawuf - Semakin banyak Anda tahu, semakin sedikit yang perlu Anda katakan
The more you know, the less you need to say
كلما علمت أكثر فستتكلم أقل
كُلَّمَا عَلِمْتَ أَكْثَرَ فَسَتَتَكَلَّمُ أَقَلَّ
Semakin banyak Anda tahu, semakin sedikit yang perlu Anda katakan
Mufradat:
كُلَّمَا : 1. bilamana , setiap kali , manakala ; 2. semakin
عَلِمَ - يَعْلَمُ : mengetahui , menjadi sadar akan , mengenali , menemukan
علَمَ يَعلُم، اِعْلَمْ، مصدر عِلْمٌ، فهو عالِم، والمفعول مَعْلوم
أكْثَرَ : lebih banyak , paling banyak , terbanyak
تَكَلَّمَ - يَتَكَلَّمُ : berbicara , bercakap , berkata
تكلَّمَ/ تكلَّمَ بـ/ تكلَّمَ على/ تكلَّمَ عن/ تكلَّمَ في يتكلَّم، تَكَلَّمْ، مصدر تَكَلُّمٌ، فهو متكلِّم، والمفعول مُتَكَلَّم به
أقَلَّ : lebih sedikit , lebih kecil , lebih rendah , inferior
Penjelasan:
Seperti ilustrasi pada gambar, orang yang otaknya kecil biasanya orang yang ilmu dan pengetahuannya sedikit, ngomongnya justru lebih banyak, sok tahunya lebih banyak, membualnya lebih banyak, dan biasanya suka merendahkan orang lain.
Sebaliknya, orang yang otaknya besar, biasanya orang yang memiliki ilmu dan pengetahuan yang banyak, dia seperti padi, makin berisi makin merunduk. Artinya semakin banyak ilmu maka ia semakin rendah hati dan bijaksana. Ia tak sombong jika punya pengetahuan atau wawasan lebih banyak dari orang lain.
Al-Qur'an surah Fāṭir ayat 28
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَاۤبِّ وَالْاَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ كَذٰلِكَۗ اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ
(Demikian pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama.635) Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.
635) Yang dimaksud dengan para ulama adalah orang yang mempunyai pengetahuan tentang ilmu syariat, ilmu alam dan ilmu sosial yang menghasilkan rasa takut disertai pengagungan kepada Allah Swt.
TAFSIR TAHLILI
(28) Pada ayat ini, Allah menambah penjelasan lagi tentang hal-hal yang menunjukkan kesempurnaan dan kekuasaan-Nya. Allah menciptakan binatang melata dan binatang ternak, yang bermacam-macam warnanya sekalipun berasal dari jenis yang satu. Bahkan ada binatang yang satu, tetapi memiliki warna yang bermacam-macam. Mahasuci Allah pencipta alam semesta dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan ini firman Allah:;وَمِنْ اٰيٰتِهٖ خَلْقُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافُ اَلْسِنَتِكُمْ وَاَلْوَانِكُمْۗ ;Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. (ar-Rūm/30: 22)
Demikianlah Allah menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya seperti tersebut di atas untuk dapat diketahui secara mendalam. Hanya ulama yang benar-benar menyadari dan mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah, sehingga mereka benar-benar tunduk kepada kekuasaan-Nya dan takut kepada siksa-Nya.
Ibnu ‘Abbās berkata, “Yang dinamakan ulama ialah orang-orang yang mengetahui bahwa Allah itu Mahakuasa atas segala sesuatu.” Di dalam riwayat lain, Ibnu ‘Abbās berkata, “Ulama itu ialah orang yang tidak mempersekutukan Tuhan dengan sesuatu apa pun, yang menghalalkan yang telah dihalalkan Allah dan mengharamkan yang telah diharamkan-Nya, menjaga perintah-perintah-Nya, dan yakin bahwa dia akan bertemu dengan-Nya yang akan menghisab dan membalas semua amalan manusia.”
Ayat ini ditutup dengan suatu penegasan bahwa Allah Mahaperkasa menindak orang-orang yang kafir kepada-Nya. Dia tidak mengazab orang-orang yang beriman dan taat kepada-Nya, tetapi Maha Pengampun kepada mereka. Dia kuasa mengazab orang-orang yang selalu berbuat maksiat dan bergelimang dosa, sebagaimana Dia kuasa memberi pahala kepada orang-orang yang taat kepada-Nya dan mengampuni dosa-dosa mereka, maka sepatutnya manusia itu takut kepada-Nya.
Hadits Imam Bukhari Kitab ke-61, Bab Menjaga lisan, hadits no 5994 :
حَدَّثَنِي عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata baik atau diam, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya, dan barang siapa beriaman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya."
Semoga bermanfaat,
Salam,
Pengasuh IBA
