Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berdzikir Secara Istiqamah, Berpahala dan Bermanfaat Bagi Kesehatan


Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari segala permasalahan hidup, mulai dari masalah keluarga, masalah rumah tangga, masalah dengan tetangga, masalah ekonomi, masalah pendidikan, masalah pekerjaan, masalah karir, masalah jabatan, masalah kekuasaan, masalah perbedaan pendapat atau pandangan, dan masalah-masalah lainnya yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

 

Permasalahan-permasalahan ini biasanya akan menimbulkan tekanan pikirian (seperti stres/cemas/panik/takut dan bahaya/ancaman) serta kesengsaraan hati (perasaan sedih, marah, kacau).

 

Salah satu cara untuk mengatasinya, selain berpahala dan bermanfaat bagi kesehatan adalah dengan memperbanyak dzikir kepada Allah Swt.

Bagaimana cara berdzikir agar dapat memberikan manfaat yang optimal yaitu diterima oleh Allah Swt dan juga memberikan manfaat untuk kesehatan mental dan tubuh.

 

Dzikir dalam Pandangan Agama:


Kalau Thariqah kita artikan jalan, dan Tashawwuf secara istilah kita artikan kesucian jiwa, maka dzikir merupakan merupakan salah satu dari sekian jalan untuk mencapai kesucian jiwa atau menjadi orang-orang ikhlas (mukhlishin) dalam segala hal. Mukhlishin adalah derajat tertinggi orang Islam:

 

Tingkatan orang Islam berdasarkan istilah-istilah dalam Alquran:

1.     Mukminin (percaya rukun iman)

2.     Muslimin (berserah diri atau komitmen menjalankan rukun Islam)

3.     Muhsinin (merasa diawasi Allah walaupun tidak kelihatan)

4.     Muttaqin (mempraktekkan iman, islam, ihsan dengan sebenar-benarnya)

5.     Mukhlishin (kesucian jiwa)

 

Perintah menjadi orang mukhlish adalah sebagaimana firman Allah Swt.

 

Al-Qur'an surah Al-Bayyinah ayat 5

 

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

 

Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).

 

Untuk mencapai derajat mukhlishin, salah satu ibadah yang bisa dilakukan adalah berdzikir (mengingat) Allah Swt  secara istiqamah, hal ini sebagaimana firman Allah Swt.

 

Al-Qur'an surah Al-Aḥzāb ayat 41

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ

 

Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya

 

Al-Qur'an surah Al-Aḥzāb ayat 42

 

وَّسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا

dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.

 

Dalam beberapa tafsir, yang dimaksud dengan berdzikir di waktu pagi dan petang adalah melakukan dzikir sebanyak-banyaknya, sepanjang waktu, dalam kondisi dan keadaan bagaimanapun, serta dilakukan secara istiqamah atau teratur.

 

Selanjutnya, pada ayat berikutnya disebutkan manfaat dari berdzikir.

 

Al-Qur'an surah Al-Aḥzāb ayat 43

 

هُوَ الَّذِيْ يُصَلِّيْ عَلَيْكُمْ وَمَلٰۤىِٕكَتُهٗ لِيُخْرِجَكُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَحِيْمًا

 

Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari berbagai kegelapan menuju cahaya (yang terang benderang). Dia Maha Penyayang kepada orang-orang mukmin.

 

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah akan memberikan rahmat (kebaikan, keberkahan) dan para malaikat juga akan memohonkan ampunan bagi orang-orang yang gemar berdzikir. Allah akan mengeluarkannya dari kegelapan (neraka, kejahatan, kesengsaraan, permasalahan) menuju cahaya (surga, kebaikan, kebahagiaan dan solusi).

 

Selanjutnya pada surah Al-Anfāl ayat 2, disebutkan ciri-ciri orang yang berdzikirnya sukses.

 

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ

 

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah mereka yang jika disebut nama Allah, gemetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakal,

 

Dari ayat diatas, dapat dipahami bahwa ciri-ciri orang yang dzikirnya sukses adalah:

1.     hatinya bergetar, yaitu mampu mengakui segala kesalahan dan dosa, mampu bersyukur atas segala nikmat sekecil apapun, mengakui bahwa dirinya adalah makhluk yang tidak pantas menyombongkan diri, dialah Allah yang Maha Agung dan Maha Suci.

2.     hatinya bertawakkal, yaitu setelah berusaha dengan sebaik-baiknya selanjutnya dia berserah diri kepada Allah atas segala takdir diberikannya, baik takdir buruk maupun takdir baik atau dengan kata alain menyerahkan segala hasilnya kepada Allah.

 

Dari isyarat-isyarat Alquran diatas, maka apabila diringkas dengan bahasa yang sederhana, dzikir yang dilakukan dengan baik dan benar akan memberikan ketenangan pikiran (tenang dan aman) serta kebahagiaan hati (tenteram, damai, nyaman), atau dengan kata lain dengan dzikir akan menghilangkan tekanan pikiran (stres/cemas/panik/takut dan bahaya/ancaman) serta kesengsaraan hati (sedih, marah, kacau).

 

Tekanan pikiran:

·       Stres/Cemas/Panik/Takut vs Tenang

·       Bahaya/Ancaman vs Aman

 

Kesengsaraan hati:

·       Kacau vs Nyaman

·       Sedih vs Tenteram

·       Sakit hati vs Damai

 

 

Dzikir dalam Pandangan Ilmu Pengetahuan:

 

Dalam ilmu psikologi, secara tujuan konsep dzikir hampir sama dengan meditasi atau semedi, yang membedakan adalah tata caranya.

 

Menurut beberapa sumber, meditasi atau semedi diartikan:

 

1.     Praktek melepaskan tekanan pikiran dan kesengsaraan hati dari semua hal-hal yang menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam kehidupan sehari-hari, atau

2.     Praktek memusatkan hati dan pikiran untuk membersihkan kotoran hati serta menjernihkan tekanan pikiran yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

 

Dari definisi diatas, maka tujuan dzikir hampir sama dengan tujuan meditasi yaitu untuk mencapai ketenangan pikiran dan kebahagiaan hati dengan menghilangkan penyebab-penyebabnya yang membedakan hanya cara dan ritualnya saja.

 

Dalam berbagai studi disebutkan bahwa seseorang yang memiliki kesehatan mental yang baik akan meningkatkan imun tubuh sehingga mengurangi resiko terserang penyakit dan ganguan kejiwaan. Sebaliknya apabila seseorang memiliki kesehatan mental yang rendah maka akan menurunkan sistem imun tubuh sehingga mudah sekali terserang penyakit dan rentan mengalami ganguan kejiwaan. Oleh sebab itu jelaslah bahwa dzikir merupakan solusi untuk menjaga kesehatan mental dan tubuh.

 

Untuk mendapatkan manfaat dzikir yang optimal baik disisi agama maupun kesehatan tentunya tidak bisa sembarangan melakukannya. Dzikir yang baik dan benar dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1.     Berpakaian sesuai syariat Islam.

2.     Sebaiknya dalam kedaan bersuci atau setelah wudhu.

3.     Melakukannya kapanpun dan dalam kondisi bagaimanapun. Namun yang lebih utama adalah melakukannya di waktu-waktu yang telah ditentukan oleh syariat misal setiap selesai shalat, sepertiga malam terakhir, waktu pagi dan sore dsb.

4.     Membaca bacaan dzikir yang disyariatkan Islam.

5.     Melakukannya di tempat yang aman dan tenang, lebih utama dilakukan di rumah Allah seperti masjid dan mushala.

6.     Boleh dilakukan dengan hati atau lisan, asal tidak menggangu orang lain.

 

Terkait dengan bacaan dzikir mana yang lebih baik dengan lisan atau hati, terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama. Namun bila semua penjelasan digabungkan, maka kesimpulannya adalah dzikir yang diperintahkan secara khusus dalam syariat sebaiknya diucapkan dengan hati dan lisan agar mendapat pahala dari perintah khusus tersebut (seperti dzikir subhanallah, alhamdulillah, allahuakbar sebanyak 33x yang dibaca setelah shalat dan dzikir-dzikir yang diperintahkan syariat). Dzikir khusus tersebut bila tidak diucapkan dengan lisan, masih ada pahala bagi yang mengingat Allah dalam hatinya. Adapun dzikir yang umum tanpa ada perintah khusus sehingga bisa dibaca kapan saja di mana saja, maka perlu dilihat potensi riya di dalamnya. Bila ada potensi riya ketika membacanya, maka lebih utama dilakukan dalam hati. Akan tetapi bila aman dari potensi riya, misalnya ketika sendirian atau dilakukan oleh seorang panutan agar tindakannya ditiru orang lain, maka lebih utama dilakukan dengan hati sekaligus diucapkan dengan lisan.

 

7.     Posisi badan pada saat berdzikir bisa dilakukan dengan kondisi apapun seperti duduk, tidur maupun berdiri. Namun untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya dilakukan dengan posisi yang nyaman dan aman yang bisa membuat badan menjadi rileks seperti duduk bersila, duduk istirahat maupun duduk tasyahud.

8.     Menurut studi, meditasi yang memberikan manfaat optimal adalah dilakukan dengan durasi minimal antara 10-25 menit. Durasi ini ternyata memiliki kesamaan dengan durasi dzikir yang umum dipratekkan oleh ulama-ulama ahlussunah wal jamaah. Dimana apabila kita membaca bacaan dzikir sesuai dengan jumlah yang ditentukan syariat dan juga praktek para ulama ahlussunnah wal jamaah, maka durasi dzikir yang dilakukan setelah shalat biasanya berkisar antara 10-25 menit.

9.     Masih menurut penelitian, meditasi akan memberikan manfaat yang optimal bagi kesehatan apabila dilakukan secara teratur. Maka sama dengan dzikir, kita dapat melakukannya setiap selesai shalat secara istiqamah.

10.  Ketika berdzikir sebaiknya kita menjaga pernafasan dengan baik dan teratur, tidak tergesa-gesa ataupun yang mengabiskan tenaga. Pernafasan dapat dilakukan dengan pernafasan dada maupun pernafasan perut. Namun sebaiknya dilakukan dengan pernafasan perut karena dianggap lebih sehat dan efisien.

 

Menurut studi, pernapasan perut akan menciptakan tekanan negatif di dada yaitu perut akan mengembang sehingga paru-paru akan tertarik kebawah, akibatnya udara dapat mengisi paru-paru secara penuh. Berbeda dengan pernafasan dada yang justru menciptakan tekanan positif di dada yaitu otot tulang rusuk akan menarik dada ke atas sehingga membuat tubuh menjadi tegang dan menghabiskan energi. Selain itu, pada saat pernafasan dada udara yang masuk ke paru-paru juga tidak bisa maksimal dan umumnya hanya sepertiga saja. Contoh pernafasan dada yang biasa kita lakukan adalah pada saat stres, banyak tekanan, atau terburu-buru dalam melakukan rutinitas harian yang justru membuat badan menjadi tegang dan menghabiskan energi.

 

11.  Sama seperti meditasi, ketika berdzikir kita harus dapat mengusahakan untuk mencapai kondisi badan yang se-rileks mungkin, sehingga gelombang otak kita bisa mencapai gelombang alfa (8-12Hz) yaitu kondisi yang sangat rileks namun tidak tertidur, dengan kata lain kondisi yang mampu memusatkan hati dan pikiran untuk melepaskan kesengsaraan/mensucikan hati serta menjernihkan tekanan pikiran, intinya yang diingat hanya Allah Swt saja.

12.  Adapun teori dan praktek untuk melepaskan kesengsaraan/mensucikan hati serta menjernihkan tekanan pikiran dapat kita lakukan dengan metode menhipnosis pikiran dan hati kita sebagai berikut:

 

Menghilangkan tekanan pikiran:

·       Ketika di otak muncul tekanan pikiran berupa "Stres/Cemas/Panik/Takut", maka segera munculkan lawannya dengan menghadirkan pikiran "Tenang"; atau

·       Ketika di otak muncul tekanan pikiran "bahaya/ancaman", maka segera munculkan lawannya dengan menghadirkan pikiran "aman".

 

Menghilangkan kesengsaraan/mensucikan hati:

·       Ketika di hati muncul perasaan "Kacau" maka segera munculkan lawannya dengan menghadirkan perasaan "nyaman";

·       Ketika di hati muncul perasaan "Sedih" maka segera munculkan lawannya dengan menghadirkan perasaan "Tenteram"; atau

·       Ketika muncul di hati perasaan "Marah/sakit hati", maka segera munculkan lawannya dengan menghadirkan perasaan "Damai".

 

13.  Ketika mau mengakhiri dzikir, lakukan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Tutup dzikir dengan doa dan penuh pengharapan.

14.  Selanjutnya mantabkan hati dengan bertawakkal atau menyerahkan segala takdir dan hasilnya kepada Allah, yakni dengan keyakinan bahwa semua takdir pasti baik, boleh jadi menurut kita baik tetapi tidak menurut Allah, dan boleh jadi menurut kita buruk tetapi justru sebaliknya yaitu baik menurut Allah. Dialah Allah yang Maha Berkehendak atas segela sesuatu.

 

Mudah-mudahan kita bisa mempraktekkan dzikir kepada Allah secara maksimal sehingga kita mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat.

 

Wallahu’alam