Kajian Hadis - Menggembala Kambing Untuk Menghindari Fitnah
Hadits Imam Bukhari Kitab ke-2, Bab Bagian dari dien adalah menghindar dari fitnah, hadits no 18 :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ أَنْ يَكُونَ خَيْرَ مَالِ الْمُسْلِمِ غَنَمٌ يَتْبَعُ بِهَا شَعَفَ الْجِبَالِ وَمَوَاقِعَ الْقَطْرِ يَفِرُّ بِدِينِهِ مِنْ الْفِتَنِ
Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Sha'Sha'ah] dari [bapaknya] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hampir saja terjadi bahwa harta seorang muslim yang paling baik adalah kambing yang digembalakannya di puncak gunung dan tempat-tempat terpencil, dia pergi untuk menghindar dengan membawa agamanya disebabkan takut terkena fitnah".
MUFRADAT
أوشكَ يُوشك، أَوْشِكْ، إيشاكًا، فهو مُوشِك
أَوْشَكَ - يُوْشِكُ أَنْ : nyaris , perbatasan , tepi , mulai
تبِعَ يَتبَع، اتْبَعْ، تَبَعًا وتُبوعًا، فهو تابِع، والمفعول مَتْبوع
تَبِعَ - يَتْبِعُ : mengikuti , mengejar , menguntit
شعَفَ يَشعَف، اشْعَفْ، شَعْفًا، فهو شاعف، والمفعول مَشْعوف
شعَف ـَـ شَعفًا هُ الحُبُّ : غلَبه : melanda , memenuhi hatinya
شعِف بحُبِّها : ارتفع حُبُّه إليها : memuncak cintanya kepada
قطَرَ1 يَقْطُر، اقْطُرْ، قَطْرًا وقُطُورًا وقَطَرانًا، فهو قاطِر،
قَطَرَ - يقْطر : 1. menetes , jatuh ; 2. menarik , menyentakkan , menyeret , menghela
فرَّ/ فرَّ إلى/ فرَّ من فَرَرْتُ، يَفِرّ، افْرِرْ/ فِرَّ، فَرًّا وفِرارًا، فهو فارّ، والمفعول مفرور إليه
فَرَّ - يَفِرُّ : lari , menyelamatkan diri , melarikan diri , meloloskan diri , melepaskan diri , berlalu dengan cepat
Dari sisi aqidah, akhlak, dan fikih, berikut adalah pelajaran yang dapat diambil dari hadis ini:
1. Aqidah (keyakinan): Pernyataan tersebut menunjukkan pentingnya mempertahankan iman dan keyakinan seseorang. Seorang muslim dianjurkan untuk menjaga aqidahnya dengan hati-hati, menghindari segala yang dapat merusak iman, dan melindungi agamanya dari potensi fitnah. Ini menggarisbawahi pentingnya menjaga dan memperkuat keyakinan agama dalam kehidupan sehari-hari.
2. Akhlak (moralitas): Pernyataan tersebut menggambarkan akhlak yang baik dalam menjaga integritas agama seseorang. Seseorang yang pergi ke tempat terpencil untuk menghindari fitnah menunjukkan sifat-sifat seperti ketekunan, pengorbanan, dan penolakan terhadap godaan. Ini mengajarkan pentingnya memiliki akhlak yang baik dalam menjaga agama dan menolak godaan yang dapat merusak moralitas.
3. Fikih (hukum Islam): Dalam fikih, pernyataan tersebut dapat menggambarkan beberapa prinsip penting. Pertama, seseorang harus menjaga diri dari segala bentuk fitnah yang dapat merusak iman dan menjauhkan diri dari lingkungan yang negatif. Kedua, dalam situasi di mana kehadiran seseorang di lingkungan yang berpotensi merusak iman, ada anjuran untuk meninggalkan tempat tersebut dan mencari lingkungan yang lebih baik bagi praktik agama. Namun, penting untuk memperhatikan bahwa setiap tindakan harus disesuaikan dengan konteks dan nasihat dari otoritas keagamaan yang kompeten.
Penting untuk dicatat bahwa penafsiran ini didasarkan pada pemahaman umum dan dapat bervariasi tergantung pada interpretasi individu atau pandangan ulama yang berbeda dalam aqidah, akhlak, dan fikih.