Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tawaquf, Megengan, Munggahan Menjelang Ramadan


Perbedaan tawaqquf توقف dan wuquf وقوف dalam bahasa Arab terletak pada makna dan penggunaannya:

TAWAQQUF

توقَّفَ/ توقَّفَ على/ توقَّفَ عن/ توقَّفَ في يتوقّف، تَوَقَّفْ، المصدر تَوَقُّفٌ، فهو مُتوقِّف، والمفعول مُتوقَّف عليه

تَوَقَّفَ - يَتَوَقَّفُ : berhenti

Berarti "berhenti" atau "berdiam diri" secara untuk sementara.
Digunakan untuk situasi di mana ada pergerakan yang terhenti untuk sementara waktu, dan kemudian akan dilanjutkan kembali.
Contoh:
    توقف القطار في المحطة
(kereta berhenti di stasiun)
   توقف العمل بسبب العطلة
(pekerjaan berhenti karena liburan)



WUQUF

Berarti "berdiri" atau "berada" di suatu tempat.
Digunakan untuk situasi di mana seseorang atau sesuatu tidak bergerak karena ada tujuan tertentu.
Contoh:
     وقوف السيارات ممنوع
(dilarang parkir)
    وقوف الملائكة على عتبات بيوتنا
(malaikat berdiri di tiang pintu rumah kita)

Ringkasan:

توقف: Berhenti sementara.
وقوف: Berhentu untuk tujuan yang khusus

Contoh kalimat:

توقف السيارة عند إشارة المرور
(Mobil berhenti di lampu lalu lintas).
وقوف السيارة في موقف السيارات
(Mobil terparkir di tempat parkir).


MUNGGAHAN

Kemungkinan besar kata "Munggahan" berasal dari bahasa daerah, seperti bahasa Sunda, karena acara ini memang banyak dilakukan di daerah tersebut.  

Namun, ada beberapa spekulasi mengenai asal kata "Munggahan" ini, yaitu:

berasal dari kata munggah yang berarti "naik" atau "meningkat". Hal ini bisa diartikan sebagai acara untuk meningkatkan ketaqwaan menjelang bulan Ramadhan.

berasal dari kata "ngemunggah" dalam bahasa Sunda yang artinya "makan bersama". Arti ini sesuai dengan kebiasaan acara Munggahan yang memang biasanya dilakukan dengan cara makan bersama.

Meskipun definisi etimologinya belum pasti, acara Munggahan sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia, khususnya di daerah Sunda dan Jawa Barat, untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

MEGENGAN

Secara etimologi, definisi dari kata "megengan" belum ditemukan secara pasti. Namun, ada beberapa kemungkinan asal kata yang dikaitkan dengan tradisi menjelang Ramadhan ini:

Megeng (dalam bahasa Jawa Kuno) yang berarti "menunggu" atau "menahan diri". Arti ini bisa dihubungkan dengan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Megibung (dari bahasa Jawa) yang berarti "makan bersama". Tradisi megengan memang biasanya melibatkan kegiatan makan bersama sebagai bentuk silaturahmi.


HIKMAH


المُحِبُّ لا يَرى عُيوبَ حَبيبِهِ، وَالعَارِفُ لا يَرى عُيوبَ نفسِهِ.

Orang yang sedang jatuh cinta tidak melihat kekurangan kekasihnya, dan orang yang bermakrifat tidak melihat kekurangan dirinya."

Marilah kita menyambut bulan Ramadan dengan hati yang bersih dan penuh cinta kepada Allah SWT, sehingga kita tidak lagi melihat kekurangan orang lain dan fokus pada perbaikan diri sendiri.

مَنْ أَرادَ أنْ يَعرِفَ اللهَ، فَلْيَعرِفْ نفسَهُ.

"Barangsiapa yang ingin mengenal Allah, maka hendaklah ia mengenal dirinya sendiri."

Bulan Ramadan merupakan waktu yang tepat untuk melakukan refleksi diri dan mengenal diri sendiri dengan lebih baik. Dengan mengenal diri sendiri, kita akan semakin dekat dengan Allah SWT.

Seseorang yang memahami dirinya sendiri akan mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Dia akan mengetahui apa yang membuatnya marah, senang, dan sedih. Dengan memahami diri sendiri, seseorang akan lebih mudah untuk memahami sifat-sifat Allah SWT, seperti kasih sayang, keadilan, dan kebijaksanaan.

الْحُبُّ هُوَ أَقْوى قُوَّةٍ فِي الْوُجودِ

"Cinta adalah kekuatan terkuat yang ada di alam semesta."

Marilah kita menyambut bulan Ramadan dengan penuh cinta kepada Allah SWT, sesama manusia, dan seluruh makhluk ciptaan-Nya. Cinta akan membawa kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup kita.

الصَّبرُ هُوَ مِفتاحُ الْفَرَجِ

"Kesabaran adalah kunci untuk mendapatkan pertolongan."

Bulan Ramadan penuh dengan berbagai ujian dan godaan. Marilah kita bersabar dalam menghadapi semua itu, karena dengan kesabaran kita akan mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.

الشُّكْرُ هُوَ أَصْلُ السَّعَادَةِ

"Syukur adalah kunci kebahagiaan."

Marilah kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita, termasuk nikmat iman dan Islam. Dengan rasa syukur, hati kita akan menjadi tenang dan bahagia.

Semoga bermanfaat.