Tafsir Qurasy/106:1-4
Hadis berkenaan dengan Surat Qurasy:
Hadits Imam Ahmad Kitab ke-14, Bab Dari hadits Asma` binti Yazid Radliyallahu 'anha, hadits no 26325 :
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ بَحْرٍ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي زِيَادٍ الْقَدَّاحُ عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
{ لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ }
وَيْحَكُمْ يَا قُرَيْشُ اعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ الَّذِي أَطْعَمَكُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَكُمْ مِنْ خَوْفٍ
Ali bin Bahr meriwayatkan kepada kami, Isa bin Yunus meriwayatkan kepada kami, Ubaidullah bin Abi Ziyad al-Qaddah meriwayatkan kepada kami dari Syahr bin Hawsyab dari Asma binti Yazid, dari Nabi Muhammad ﷺ, beliau bersabda:
"Untuk kebiasaan Quraisy, kebiasaan mereka melakukan perjalanan di musim dingin dan musim panas."
"Wahai kalian, wahai Quraisy, sembahlah Tuhan rumah ini (Ka'bah) yang memberi kalian makan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan kalian dari ketakutan."
Ini adalah penjelasan Nabi Muhammad ﷺ mengenai kebiasaan perjalanan dagang suku Quraisy serta seruan untuk menyembah Allah sebagai Tuhan yang memberi nikmat dan perlindungan kepada mereka.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍۙ
Disebabkan oleh kebiasaan orang-orang Quraisy,
(Quraisy [106]:1)
Irab dan Mufradat:
ل: حرف جر
ل , تَدُلُّ عَلَى فَاعِلِ الشَّيْئ : oleh
إيلاف: إسم مفرد، مجرور بالكسرة.
1- مصدر آلف
آلفَ1 يُؤلف، مصدر إِيلاَفٌ، فهو مؤلِف، والمفعول مؤلَف
آلف و ألِفَ المكانَ : senang pada
اِيْلٰفِ (īlāfi) = "penghormatan" atau "perjanjian" (dalam konteks ini, sering diterjemahkan sebagai "kebiasaan" atau "perlindungan")
قريش: إسم مفرد، مضاف إليه.
قُرَيْشٍ (Quraysh) = "Quraisy" (nama suku)
Tafsir:
Makna haqiqi dari ayat ini adalah merujuk pada kebiasaan atau tradisi yang dilakukan oleh suku Quraisy dalam melakukan perjalanan dagang mereka.
Makna majazi dari ayat ini adalah, pada kata "Kebiasaan" di sini dapat ditafsirkan secara majazi sebagai simbol dari stabilitas, kemakmuran, dan keberkahan yang diberikan Allah kepada suku Quraisy. Maka ayat ini mengisyaratkan bahwa Allah memberikan rasa aman dan kestabilan kepada Quraisy, sehingga mereka mampu melakukan perjalanan dagang dengan lancar. Kebiasaan ini tidak hanya sekedar tradisi dagang tetapi juga cerminan dari nikmat Allah yang diberikan kepada mereka.
Suku Quraisy adalah suku Arab yang berpengaruh yang menetap di Mekah, berasal dari keturunan Fihr ibn Malik, yang juga dikenal sebagai Quraysh. Mereka menguasai rute perdagangan utama antara Yaman dan Syam, yang memberikan mereka kekayaan dan pengaruh. Suku ini juga memainkan peran penting dalam administrasi Mekah, termasuk pengelolaan Ka'bah. Nabi Muhammad SAW, berasal dari klan Bani Hasyim dari suku Quraisy. Meskipun awalnya kebanyak suku Qurasy menentang Nabi Muhammad dan ajaran Islam, banyak anggota suku Quraisy akhirnya memeluk Islam setelah Penaklukan Mekah pada tahun 630 M, menjadikan mereka bagian integral dari sejarah Islam.
Berikut adalah silsilah Nabi Muhammad SAW yang menghubungkannya dengan Fihr ibn Malik, termasuk tahun lahir dan wafat dari beberapa leluhur penting. Perlu diingat bahwa tanggal-tanggal ini adalah perkiraan, karena dokumentasi sejarah pada masa itu tidak selalu akurat.
- Nabi Muhammad SAW (570-632 M)
- Ayah: Abdullah ibn Abd al-Muttalib (545-570 M)
- Kakek: Abd al-Muttalib ibn Hashim (497-578 M)
- Buyut: Hashim ibn Abd Manaf (464-497 M)
- Ayah Buyut: Abd Manaf ibn Qusai (430-487 M)
- Kakek Buyut: Qusai ibn Kilab (400-480 M)
- Buyut ke-3: Kilab ibn Murrah (370-430 M)
- Buyut ke-4: Murrah ibn Ka'b (340-390 M)
- Buyut ke-5: Ka'b ibn Lu'ay (310-370 M)
- Buyut ke-6: Lu'ay ibn Ghalib (280-340 M)
- Buyut ke-7: Ghalib ibn Fihr (250-290 M)
- Buyut ke-8: Fihr ibn Malik (230-280 M)
Fihr ibn Malik adalah sosok yang dikenal sebagai Quraysh, dan dari namanya lah suku Quraisy mendapatkan nama mereka. Silsilah ini menunjukkan garis keturunan langsung yang menghubungkan Nabi Muhammad SAW dengan Fihr ibn Malik, yang menjadi pendiri suku Quraisy.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
اٖلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاۤءِ وَالصَّيْفِۚ
(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas (sehingga mendapatkan banyak keuntungan),
(Quraisy [106]:2)
Irab dan mufradat:
إيلاف: إسم مفرد، بدل.
1- مصدر آلفَ
آلفَ1 يُؤلف، مصدر إِيلاَفٌ، فهو مؤلِف، والمفعول مؤلَف
آلف و ألِفَ المكانَ : senang pada
ألِفَ - يَأْلُفُ : menjadi biasa , terbiasa , mudah bergaul
اِيْلٰفِ (īlāfi) = "penghormatan" atau "perjanjian" (dalam konteks ini, sering diterjemahkan sebagai "kebiasaan" atau "perlindungan")
رحلة: إسم مفرد، مفعول به للمصدر منصوب وعلامة نصبه الفتحة اي ألفوا رحلة
رِحْلَة [مفرد]: ج رِحْلات
1- مصدر رحَلَ
رحَلَ1/ رحَلَ عن يَرحَل، اِرْحَلْ، مصدر رَحْلٌ، رَحِيلٌ، تَرْحَالٌ، رِحْلَةٌ، فهو راحِل، والمفعول مرحول عنه
رَحَلَ - يَرْحلُ : berangkat , meninggalkan , pergi , berpisah , bepergian , migrasi
رِحْلَة : perjalanan , pelayaran , penjelajahan , darmawisata
الشتاء: إسم مفرد، مضاف إليه بالكسرة.
شِتاء [مفرد]: ج أشْتِيَة (لغير المصدر): مصدر شاتَى
شاتَى يشاتي، شاتِ، مُشاتاةً وشِتَاءً، فهو مُشَاتٍ، والمفعول مُشَاتًى
شاتى الرجلَ : عامَلهُ شِتَاءً : memperkerjakan selama musim dingin
شِتَاء : musim dingin
و: حرف عطف
الصيف: إسم مفرد، معطوف بالكسرة.
صَيْف [مفرد]: ج أَصْياف (لغير المصدر) وصيوف (لغير المصدر): مصدر صافَ/ صافَ
صافَ/ صافَ بـ يَصيف، صِفْ، مصدر صَيْفٌ، فهو صائِف، والمفعول مَصِيف به
صَيْف : musim panas
Tafsir:
Terjemahan: "Kebiasaan mereka melakukan perjalanan di musim dingin dan musim panas"
Makna haqiqi dari ayat ini adalah merujuk pada perjalanan dagang yang dilakukan oleh suku Quraisy di dua musim berbeda. Di musim dingin, mereka melakukan perjalanan ke Yaman, dan di musim panas, mereka melakukan perjalanan ke Syam. Ini adalah aktivitas nyata yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy untuk berdagang dan mencari nafkah.
Makna majazi dari ayat ini menunjukkan bahwa perjalanan yang dilakukan oleh Quraisy bukan hanya aktivitas fisik, tetapi juga menggambarkan kontinuitas atau kebiasaan, ketahanan, dan keberkahan dalam segala keadaan. Perjalanan ini menandakan bagaimana Allah memberikan perlindungan dan keberkahan kepada mereka sepanjang tahun, baik di musim dingin maupun musim panas, sehingga mereka dapat berdagang dengan aman dan sukses.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِۙ
maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah)
(Quraisy [106]:3)
Irab dan mufradat:
ف: حرف عطف، مبني.
ل: لام الأمر، حرف جزم، مبني.
يعبدوا: فعل مضارع مجزوم بحذف النون.
عبَدَ يَعبُد، اُعْبُدْ، مصدر عِبَادَةٌ، عُبُودِيَّةٌ، فهو عابِد، والمفعول مَعْبود
عَبَدَ - يَعْبُدُ : mengabdi , menghamba ( Allah )
رب: إسم مفرد، مفعول به، منصوب بالفتحة.
رَبّ [مفرد]: ج أرباب (لغير المصدر) ورُبوب (لغير المصدر)، مؤ ربَّة (لغير المصدر)، ج مؤ ربّات (لغير المصدر) ورِباب (لغير المصدر)
1- مصدر رَبَّ.
رَبَّ رَبَيْتُ، يَرُبّ، ارْبُبْ/ رُبَّ، ربًّا، فهو رابّ، والمفعول مَرْبوب ورَبيب
ربَّ ـُـ رَبًّا القومَ : ساسَهم : memimpin
هذا: إسم إشارة، مضاف إليه، مجرور ومبني.
بيت: إسم مفرد، بدل، مجرور بالكسرة.
بَيْت1 [مفرد]: ج بيوت (لغير المصدر)، جج بيوتات (لغير المصدر):
1- مصدر باتَ
باتَ2/ باتَ على/ باتَ في يَبات ويَبيت، بِتْ، مصدر بَيَاتٌ، مَبِيتٌ، بَيْتٌ، فهو بائت، والمفعول مبيت عليه
بَاتَ - يَبِيْتُ : terjaga hingga lewat tengah malam , begadang
بَيْت ج : rumah , tempat tinggal , apartemen , kediaman , domisili
Tafsir:
Terjemahan: "Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka'bah)"
Makna haqiqi dari ayat ini adalah ajakan kepada orang-orang Quraisy untuk menyembah Allah, Tuhan yang memiliki Ka'bah di Mekkah. Ayat ini menekankan pentingnya ibadah kepada Allah, khususnya di tempat yang sangat suci bagi mereka, yaitu Ka'bah.
Makna majazi dari ayat ini adalah mengingatkan umat Quraisy, dan umat manusia secara umum, untuk mengakui dan bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan. Ka'bah sebagai rumah Allah bukan hanya sekadar bangunan fisik, tetapi juga simbol dari kekuasaan, rahmat, dan keberkahan Allah. Oleh karena itu, menyembah Tuhan rumah ini berarti mengakui keesaan dan kekuasaan Allah dalam setiap aspek kehidupan dan mensyukuri nikmat yang diberikan melalui ibadah dan penghambaan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
الَّذِيْٓ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ەۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ ࣖ
yang telah memberi mereka makanan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut. (Quraisy [106]:4)
Irab dan mufradat:
الذي: إسم موصل، صفة لرب، منصوب ومبني.
لَذِي، الَّذِي : مُؤَنَّثُ الَّتِي. جمع: الَّذِينَ. مُثَنَّاهُ: اللَّذَانِ، اللَّذَا : اِسْمٌ مَوْصُولٌ : "أَحْبَبْتُ الَّذِي سَأَلَنِي" "وَصَلَ الرِّجَالُ الَّذِينَ سَافَرُوا".
أطعم: فعل ماض، مبني، الفاعل هو مستتر،
أطعمَ يُطعِم، أَطْعِمْ، مصدر إِطْعامٌ، فهو مُطعِم، والمفعول مُطعَم
أطْعَمَ - يُطْعِمُ : memberi makan , memelihara
هم: إسم ضمير جمع، مفعول به، منصوب و مبني.
من: حرف جر.
جوع: إسم مفرد، مجرور بالكسرة.
جُوْع : rasa lapar , kelaparan
و: حرف عطف
آمن: فعل ماض، مبني، الفاعل هو مستتر.
آمنَ/ آمنَ بـ/ آمنَ لـ يُؤمن، آمِنْ، مصدر إِيمَانٌ، فهو مُؤمِن، والمفعول مُؤمَن
آمَنَ - يُؤْمِنُ بِـ : percaya akan , beriman pada
من: حرف جر.
خوف: إسم مفرد، مجرور بالكسرة.
خَوْف [مفرد]:
1- مصدر خافَ
خافَ/ خافَ من يخاف، خَفْ، مصدر خَوْفٌ، مَخَافَةٌ، فهو خائف، والمفعول مَخُوف
خَافَ - يَخَافُ : takut , ngeri , khawatir
Tafsir:
Terjemahan: "Yang memberi mereka makan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan"
Makna haqiqi dari ayat ini adalah Allah menyatakan bahwa Dia adalah yang memberikan rezeki berupa makanan kepada suku Quraisy sehingga mereka terhindar dari kelaparan, dan memberikan keamanan sehingga mereka terhindar dari ketakutan. Ini adalah pernyataan literal tentang nikmat material dan rasa aman yang diberikan Allah kepada mereka.
Makna majazi dari ayat ini adalah bahwa Allah tidak hanya memberikan makanan fisik untuk menghilangkan lapar tetapi juga memberikan makanan spiritual dan bimbingan yang menghilangkan kekosongan jiwa. "Mengamankan mereka dari ketakutan" juga bisa diartikan bahwa Allah memberikan rasa aman dan ketenangan batin, melindungi dari ketakutan baik secara fisik maupun psikologis. Ini menunjukkan perlindungan dan keberkahan Allah yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, baik jasmani maupun rohani.
Semoga bermanfaat,
Pengasuh Mahad Bahasa Adab