Memahami Penyataan Sabar Ada Batasnya
Dalam syariat Islam, memahami pernyataan "sabar itu ada batasnya" setidaknya harus dilihat dari dua sudut pandang yaitu:
- Sabar dalam menghadapi ujian
- Sabar dalam menghadapi kezaliman
Berikut adalah penjelasannya:
1. Sabar dalam menghadapi ujian.
Islam tidak membatasi kesabaran, melainkan mengarahkan agar seseorang selalu bersabar dalam berbagai kondisi.
Islam mengajarkan bahwa kesabaran adalah sifat mulia yang harus senantiasa dipelihara tanpa batas. Kesabaran diperlukan dalam segala keadaan, baik dalam menghadapi musibah, ketaatan, maupun menjauhi maksiat.
Jika manusia merasa tidak mampu lagi bersabar, itu tanda ia harus memperkuat keimanan dan ketaqwaan, serta meminta pertolongan kepada Allah Swt, karena ingat ada pahala besar yang dijanjikan bagi mereka yang bersabar atau bagi mereka yang tidak pernah putus asa dari berharap rahmat Allah Swt. Sifat sabar bukan sekadar pasrah, tetapi juga aktif dalam mencari solusi dengan penuh keimanan.
Beberapa dalil yang bisa dijadikan rujukan adalah:
Allah Swt berfirman:
قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۗلِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗوَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ ۗاِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan. (Az-Zumar [39]:10)
Ayat ini menunjukkan bahwa pahala kesabaran tidak dibatasi, sehingga sifat sabar juga tidak memiliki batas yang harus dihentikan.
Allah Swt. berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (Al-Baqarah [2]:153)
Ayat ini menjelaksan bahwa Allah Swt memerintahkan sabar sebagai sarana menghadapi kesulitan, dan janji-Nya adalah Dia akan selalu bersama orang yang bersabar.
2. Sabar menghadapi kezaliman
Dalam Islam, pernyataan "sabar itu ada batasnya" bisa dipahami dengan konteks tertentu. Sabar bukan berarti diam terus-menerus tanpa mengambil tindakan, terutama jika seseorang ditindas atau dizalimi. Islam mengajarkan keseimbangan antara sabar dan upaya untuk menegakkan keadilan, namun tetap dalam koridor syariat dan tanpa melampaui batas.
Beberapa dalil yang bisa dijadikan rujukan adalah:
Allah Swt berfirman:
وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ (٤٠) وَلَمَنِ انْتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ مَا عَلَيْهِمْ مِّنْ سَبِيْلٍۗ (٤١)
Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim. Akan tetapi, sungguh siapa yang membela diri setelah teraniaya, tidak ada satu alasan pun (untuk menyalahkan) mereka.( Asy-Syūrā [42]:40-41)
Ayat ini menunjukkan bahwa membela diri dari kezaliman diperbolehkan asalkan dilakukan tanpa melampaui batas. Ayat ini juga menekankan bahwa sabar adalah pilihan terbaik, meskipun membalas kezaliman dengan adil juga diperbolehkan.
Ada papatah yang mengatakan:
"Kalaulah sabar jadi pegangan jiwa, Musibah berat takkan buat kita terluka selamanya."
"Kalaulah sabar tak lagi berdaya,Tegakkan keadilan dengan cara yang bijaksana."
Semoga bermanfaat,
Mahad Bahasa Adab