Maulid Nabi Muhammad Saw dalam Al-Qu'ran
Kata maulid secara bahasa adalah:
مَوْلِد : kelahiran , tempat lahir , permulaan pertumbuhan , hari lahir
وَلَدَ - يَلِدُ : melahirkan anak
مَوْلِد : kelahiran , tempat lahir , permulaan pertumbuhan , hari lahir
مولد : مَوْلِد [مفرد]: ج مَوالِدُ:
1- مصدر ميميّ من ولَدَ/ ولَدَ من.
2- اسم مكان من ولَدَ/ ولَدَ من: موضِع الوِلادة "مولده في مكَّة المكرمة".
3- اسم زمان من ولَدَ/ ولَدَ من: وقت الوِلادة "كان مولد النبيّ في الثاني عشر من ربيع الأول".
وَلَدَ - يَلِدُ : melahirkan anak
ولد : ولَدَ/ ولَدَ من يَلِد، لِدْ، وِلادَةً ووِلادًا، فهو والد، والمفعول مولود (للمتعدِّي) ووليد (للمتعدِّي)
• ولَدتِ الأُنْثَى: وضعت حَمْلَهَا في نهاية مُدَّة الحمل، أنجبت مولودًا "كانت ولادتها عَسِرة- ولَدتِ الأمُّ جنينَها- {إِنْ أُمَّهَاتُهُمْ إلاَّ اللاَّئِي وَلَدْنَهُمْ}" تَمخَّض الجبلُ فولَد فأرًا: مثل يضرب للكبير يأتي بأمرٍ صغير- رُبَّ أخٍ لك لم تَلِدْه أُمُّك [مثل]: يُضرب في الصَّديق الوفيّ- وُلِد وفي فمهِ مِلْعقة من ذهب: هو من أسرة غنيَّة، مترف ومرفَّه منذ الصِّغر.
• ولَدتِ الأرضُ النَّباتَ: أخْرجته "أرض البلقاء تلد الزعفران".
• ولَدت من فلان: كان لها ولد منه.
وَالِد : ayah , orangtua
وَالِدَة : ibu , orangtua
وَلَد ، وِلْد ج : anak , putera , bayi , keturunan , anak laki - laki
وَلَد [مفرد]: ج أَوْلاد ووُلْد ووِلْدَان ووِلْدة
Al-Qur'an surah Aṣ-Ṣaff ayat 6
وَاِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَمُبَشِّرًاۢ بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗٓ اَحْمَدُۗ فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ
(Ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu untuk membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira tentang seorang utusan Allah yang akan datang setelahku yang namanya Ahmad (Nabi Muhammad).” Akan tetapi, ketika utusan itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”
TAFSIR WAJIZ
Ayat ini membicarakan umat Nabi Isa yang menolak beriman kepada Nabi Muhammad, padahal Allah sudah memberitahukan tentang kelahiran beliau di dalam Injil. Dan ingatlah wahai Muhammad, ketika Isa putra Maryam berkata kepada kaumnya, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu untuk mengajarkan prinsip tiada tuhan selain Allah, tiada ibadah kecuali kepada-Nya, dan tidak mempertuhankan sesama manusia yang membenarkan kitab yang turun sebelumku, yaitu Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa dan memberi kabar gembira kepada kamu dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang bernama Ahmad dan/atau Muhammad yang merupakan nabi dan rasul terakhir; namun ketika Rasul itu datang kepada mereka, kaum Nasrani, dengan membawa bukti-bukti yang nyata tentang kenabian dan kerasulan beliau di dalam Al-Qur’an, mereka berkata kepada sesama orang-orang Kristen, “Al-Qur’an ini adalah sihir yang nyata, bukan wahyu Allah, bukan kitab suci.”
----------
Disalin dari aplikasi Qur'an Kemenag Android (https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag)
TAFSIR TAHLILI
(6) Allah memerintahkan Nabi Muhammad menyampaikan kepada kaum Muslimin dan Ahli Kitab, kisah keingkaran kaum Isa ketika ia mengatakan kepada kaumnya bahwa ia adalah rasul Allah yang diutus kepada mereka. Ia juga membenarkan kitab Taurat yang dibawa Nabi Musa, demikian pula kitab-kitab Allah yang telah diturunkan kepada para nabi sebelumnya. Ia menyeru kaumnya agar beriman pula kepada rasul yang datang kemudian yang bernama Ahmad (Muhammad saw).
Pada ayat yang lain ditegaskan pula bahwa berita tentang kedatangan Muhammad sebagai nabi dan rasul Allah terakhir terdapat pula dalam Kitab Taurat dan Injil. Allah berfirman:
اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ
(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka. (al-A‘rāf/7: 157); Dalam sebuah hadis, Nabi saw bersabda:
إِنِّى عَبْدُ اللهِ لَخَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ وَإِنَّ ﺁدَمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ لَمُنْجَدِلٌ فِي طِيْنَتِهِ وَسَأُنَبِّئُكُمْ بِتَأْوِيْلِ ذَلِكَ دَعْوَةُ أَبِي إِبْرَاهِيْمَ وَبَشَارَةُ عِيْسَى بِيْ وَرُؤْيَا أُمِّي الَّتِي رَأَتْ وَكَذَلِكَ أُمَّهَاتُ النَّبِيِّيْنَ. (رواه أحمد عن عرباض بن سارية)
Sesungguhnya aku adalah hamba Allah sebagai penutup para nabi. Sesungguhnya Nabi Adam bagaikan batu permata ketika masih berupa tanah liat. Aku akan mengabarkan kepadamu tentang penakwilan ayat tersebut, yaitu doa bapakku Nabi Ibrahim dan kabar gembira dari Nabi Isa mengenai kedatanganku, dan mimpi yang dilihat oleh ibuku dan sekalian ibu para nabi. (Riwayat Aḥmad dari ‘Irbāḍ bin Sāriyah);
Dalam kitab Taurat banyak disebutkan isyarat-isyarat kedatangan Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir, seperti Kitab Kejadian 21: 13.
“Maka anak sahayamu itu pun akan terjadikan suatu bangsa, karena itu ia dari benihmu.”
Maksudnya ialah keturunan Hajar, ibu dari Ismail yang kemudian menjadi orang-orang Arab yang mendiami Semenanjung Arabia. Waktu Nabi Ibrahim pergi ke Mesir bersama istrinya, Sarah, beliau dianugerahi oleh Raja Mesir seorang hamba sahaya perempuan, yang bernama Hajar, yang kemudian dijadikannya sebagai istri. Sewaktu Hajar telah melahirkan putranya Ismail, ia diantarkan Ibrahim ke Mekah atas perintah Allah. Di Mekahlah Ismail menjadi besar dan berketurunan. Di antara keturunannya itu bernama Muhammad yang kemudian menjadi nabi dan rasul terakhir.
Kemudian diterangkan bahwa nabi dan rasul yang bernama Ahmad itu lahir dengan membawa dalil-dalil yang kuat serta mukjizat-mukjizat yang diberikan Allah. Akan tetapi, mereka pun mengingkarinya dan mengatakan bahwa Muhammad adalah seorang tukang sihir. Tentang Nabi Muhammad itu disampaikan oleh semua nabi, dijelaskan Allah dalam firman-Nya:
وَاِذْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ النَّبِيّٖنَ لَمَآ اٰتَيْتُكُمْ مِّنْ كِتٰبٍ وَّحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مُّصَدِّقٌ لِّمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهٖ وَلَتَنْصُرُنَّهٗ ۗ قَالَ ءَاَقْرَرْتُمْ وَاَخَذْتُمْ عَلٰى ذٰلِكُمْ اِصْرِيْ ۗ قَالُوْٓا اَقْرَرْنَا ۗ قَالَ فَاشْهَدُوْا وَاَنَا۠ مَعَكُمْ مِّنَ الشّٰهِدِيْنَ ٨١
Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, “Manakala Aku memberikan kitab dan hikmah kepadamu lalu datang kepada kamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada pada kamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.” Allah berfirman, “Apakah kamu setuju dan menerima perjanjian dengan-Ku atas yang demikian itu?” Mereka menjawab, “Kami setuju.” Allah berfirman, ”Kalau begitu bersaksilah kamu (para nabi) dan Aku menjadi saksi bersama kamu.” (Āli ‘Imrān/3: 81)