Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bacaan Takbir Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, Arab dan Artinya



Bacaan Takbir Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, Arab dan Artinya:

اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، لآَاِلهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ
اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلاً. لآَاِلهَ اِلاَّاللهُ وَلاَنَعْبُدُ اِلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ، وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، لآَاِلهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَاَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ، لآَاِلهَ اَلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ


Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.
Tiada Tuhan kecuali Alah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan bagi-Nya segala puja dan puji.

Allah Maha Besar dan pujian bagi Allah sebanyak-banyaknya, bertasbih kepada Allah setiap pagi dan petang. Tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya dengan ikhlas menjalankan agama walaupun orang-orang karif membenci.

Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata. Benar janji-Nya, dan menolong hamba-Nya, juga lasykar-Nya dan menghancurkan musuhNya dengan dirinya semata. Tidak ada Tuhan kecuali Allah. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan bagi Allah semata segala puja dan puji.


Kalimat tersebut merupakan takbir, tahmid, dan tasbih dalam bahasa Arab yang artinya "Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah, segala puji bagi Allah. Allah Maha Besar yang agung, segala puji bagi Allah yang banyak, suci Allah pada waktu pagi dan petang. Tiada Tuhan selain Allah, kami hanya beribadah hanya kepada-Nya dengan ikhlas dalam agama, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya. Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Dia menepati janjinya, menolong hamba-Nya, menguatkan tentaranya, dan membinasakan sekutu-sekutunya sendirian. Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah."

Dari kalimat tersebut, terdapat beberapa pelajaran psikologis seperti:

Pengakuan akan kebesaran Allah dan ketundukan manusia pada-Nya dapat membantu mengurangi rasa egosentrisme dan kesombongan pada manusia, serta memperkuat rasa ketergantungan pada kekuatan yang lebih besar dari dirinya sendiri.

Penyebutan nama Allah berkali-kali dapat membantu memperkuat rasa keagungan dan penghormatan terhadap-Nya, dan membantu memperkuat rasa ketakwaan dan kesadaran spiritual dalam diri seseorang.

Penekanan pada kepatuhan dan kesetiaan kepada Allah yang maha esa dapat membantu memperkuat nilai-nilai moral dan agama dalam diri seseorang, serta membantu meningkatkan kualitas hubungan dengan Tuhan.

Penekanan pada kekuatan dan kemenangan Allah dapat membantu memperkuat rasa optimisme dan keyakinan dalam diri seseorang, serta membantu memperkuat rasa ketenangan dan ketabahan dalam menghadapi tantangan hidup.

Pengulangan kata-kata dalam kalimat takbir, tahmid, dan tasbih dapat membantu meningkatkan kesadaran, konsentrasi, dan pengendalian diri pada saat beribadah atau melakukan kegiatan spiritual


Pelajaran psikologis:

Kehadiran Tuhan
Kalimat tersebut memperlihatkan bahwa Tuhan hadir dalam hidup seseorang, baik dalam kegembiraan maupun dalam kesedihan. Hal ini dapat membantu seseorang untuk merasa terhubung dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya sendiri dan merasa bahwa ada sumber kekuatan yang dapat membantu melewati masa-masa sulit.

Rasa syukur
Kalimat tersebut mengandung ucapan syukur dan memperlihatkan pentingnya bersyukur dalam hidup. Rasa syukur dapat membantu seseorang untuk lebih memahami nilai dari apa yang dimilikinya dan merasa lebih puas dengan hidupnya.

Pengendalian diri
Kalimat tersebut menunjukkan pentingnya pengendalian diri dan menunjukkan bahwa seseorang harus tetap mengendalikan dirinya dalam situasi apapun. Hal ini dapat membantu seseorang untuk menghindari perilaku impulsif yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain.

Kebersamaan dan Persatuan
Kalimat tersebut menunjukkan pentingnya kebersamaan dan persatuan dalam hidup. Hal ini dapat membantu seseorang untuk merasa lebih terhubung dengan orang lain dan memperkuat hubungan sosial yang penting dalam kehidupan.

Keyakinan dan harapan
Kalimat tersebut mengandung keyakinan dan harapan dalam kehidupan. Hal ini dapat membantu seseorang untuk tetap optimis dan merasa bahwa ada kemungkinan yang lebih baik di masa depan. Keyakinan dan harapan dapat menjadi sumber kekuatan dan motivasi untuk terus berjuang dalam hidup


Mengingat Allah sebagai bentuk ketaatan dan pengingat untuk selalu beribadah kepada-Nya. Mengulang kalimat "Allahu Akbar" dan kalimat tasbih lainnya dapat membantu seseorang untuk memfokuskan perhatian pada Tuhan dan memperkuat hubungan spiritual.

Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah. Kata-kata "Alhamdulillah" yang berarti segala puji bagi Allah, dan "Laa ilaaha illallah" yang berarti tidak ada Tuhan selain Allah, dapat membantu seseorang untuk mengenali nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh Allah, serta memperkuat rasa syukur dalam hatinya.

Menumbuhkan kepercayaan dan keteguhan dalam beriman. Kalimat "wa laa na'budu illa iyyahu mukhlisiina lahud diina" yang berarti kami tidak menyembah selain Dia, dengan ikhlas hanya untuk-Nya, dapat membantu seseorang untuk memperkuat keyakinannya dan menjaga kesucian hati dalam beribadah.

Mengajarkan pentingnya kesatuan dan solidaritas. Kalimat "wa nazara 'abduhu wa hazama al-ahzab wahdahu" yang berarti Allah telah menolong hamba-Nya dan mengalahkan pasukan musuh sendirian, dapat membantu menginspirasi orang untuk mengambil contoh dari kesatuan dan solidaritas dalam kehidupan sehari-hari.

Menumbuhkan keberanian dan ketegaran dalam menghadapi cobaan. Kalimat "sadaqa wa'dahu wa nasara 'abdahu wa hazama al-ahzab wahdahu" yang berarti Allah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan pasukan musuh sendirian, dapat membantu menguatkan keyakinan seseorang dalam menghadapi cobaan dan tantangan hidup



IRAB



اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا

إعراب (الله أكبر) على النحو الآتي:

الله: لفظ الجلالة مبتدأ مرفوع وعلامة رفعه الضمة الظاهرة على آخره.
أكبر: خبر مرفوع وعلامة رفعه الضمة الظاهرة على آخره.

حال من الله وهو معرفة

والتقدير الله اكبر وهو كبير أو الحال أنه كبير


 الله أكبرُ كبيرا

كبيرا: حال منصوب عامله أفعل التفضيل.

ـ الحمد لله كثيرا:

كثيرا: مفعول فيه (ظرف زمان)، نابت الصفة (كثيرا) عن الظرف (وقتا) المحذوف، والتقدير: وقتا كثيرا.

أو هي مفعول مطلق عمل فيه المصدر (الحمد)، وقد نابت الصفة (كثيرا) عن المصدر (حمدا) الموصوف المحذوف والتقدير: الحمد لله حمدا كثيرا

جملة لا إله إلا الله:
 لا: النافية للجنس حرف مبني على السكون لا محل له من الإعراب.
 إله: اسم لا النافية للجنس منصوب وعلامة نصبه الفتحة الظاهرة على آخره.
 إلا: حرف استثناء مبني على محل له من الإعراب.
 الله: لفظ الجلالة خبر لا النافية للجنس مرفوع وعلامة رفعه الضمة الظاهرة على آخره.







*-لا: النافية للجنس حرف نفي مبني على السكون لا محل له من الإعراب.

*-إلهَ: اسم (لا) مبني على الفتح في محل نصب لأنه مفرد، 

والخبر محذوف تقديره (معبود) أو كائن أو موجود،(اسمها وخبرها نكرتين).

*-إلّا: أداة حصر حرف مبني على السكون لا محل له من الإعراب.

*-اللهُ: اسم الجلالة بدل من الضمير المستتر في الخبر تقديره(هو) وعلامة الرفع الضمة.

والجملة الاسمية من (لا واسمها وخبرها) لا محل لها من الإعراب جملة ابتدائية.




الله أكبرُ كبيرا

كبيرا: حال منصوب عامله أفعل التفضيل.

ـ الحمد لله كثيرا:

كثيرا: مفعول فيه (ظرف زمان)، نابت الصفة (كثيرا) عن الظرف (وقتا) المحذوف، والتقدير: وقتا كثيرا.

أو هي مفعول مطلق عمل فيه المصدر (الحمد)، وقد نابت الصفة (كثيرا) عن المصدر (حمدا) الموصوف المحذوف والتقدير: الحمد لله حمدا كثيرا.

وفي معجم النحو لعبد الغني الدقر وجدت الاتي:

ويرى فيها ابن هشام في مغنيه على مذهب سيبويه أنها حال من ضمير مصدر الفعل كما في الآية الكريمة: " واذكروا الله كثيرا" (آية 10، سورة الجمعة).

في حين يعربها النحاة مفعولا مطلقا نائبة عن المصدر أو صفة لموصوف محذوف.

ولا ادري ما الفرق بين قولهم صفة لمحذوف وقوله نائبة عن المصدر لأن المصدر هو الموصوف المحذوف على تقدير واذكروا الله ذكرا كثيرا، وإلا فهي نائبة عن مفعول فيه (الظرف) إن كان المحذوف غير المصدر على تقدير واذكروا الله وقتا طويلا.

لقد وجد النحو لخدمة المعنى، وإن تعدد احتمالات الإعراب يزيد المعنى المقصود توضيحا وهو كثرة الحمد.

جهالين


«مُخْلِصِينَ» حال منصوبة بالياء. «لَهُ» متعلقان باسم الفاعل مخلصين قبله.

«الدِّينَ» مفعول به لاسم الفاعل، وفاعله ضمير مستتر. 




MUFRADAT:

أكْبَر : lebih besar , terbesar , paling besar

أكبرُ [مفرد]: ج أكابِرُ، مؤ كُبْرَى، ج مؤ كُبريات وكُبَر:
1- اسم تفضيل من كبَرَ

كَبَرَ - يكْبر : lebih tua

كَبُرَ - يكْبر : lebih besar

كبُرَ/ كبُرَ على/ كبُرَ عن/ كبُرَ في يَكبُر، كِبَرًا وكُبْرًا، فهو كبير، والمفعول مكبور عليه


سُبْحَانَ اللهِ : Maha Suci Allah

سَبَحَ : [س ب ح]. (فعل: ثلاثي لازم). سَبَحَ، يَسْبَحُ، مصدر سُبْحَان. "سَبَحَ الرَّجُلُ" : قَالَ "سُبْحَانَ اللَّهِ".

سُبْحَانَ : [س ب ح]. (مصدر سَبَحَ). 1."سُبْحَانَ اللَّهِ": تَنْزِيهُهُ تَعَالَى وَتَعْظِيمُهُ وَإجْلاَلُهُ، أيْ أُبَرِّئُ اللَّهَ عَنْ كُلِّ سُوءٍ. 2."سُبْحَانَ اللَّهِ مِنْ كَذَا" : أيْ تَعَجُّبٌ مِنْهُ، وَهُوَ مَنْصُوبٌ علَى أَنَّهُ مَفْعُولٌ مُطْلَقٌ. 3."هُوَ أعْلَمُ بِمَا فِي سُبْحَانِهِ" : أَيْ مَا فِي نَفْسِهِ.

سبَّحَ/ سبَّحَ لـ يُسبِّح،  سَبِّحْ، تسبيحًا، فهو مُسبِّح، والمفعول مُسبَّح

سَبَح - يَسْبَحُ : berenang , berendam

سَبَّحَ - يُسَبِّحُ : bertasbih

البُكرَة : الغُدوَة : pagi - pagi

غَدًا , بُكْرَةٌ : besok

الأصيل : العَشِيَّة : waktu sore

المَسَاءُ ( ج أَمْسِيَةٌ ) وَالمُـِسْيُ وَالأُمْسِيَةُ ، العَشِيَّةُ ، الأَصِيْلُ : sore , waktu sore

إِلَهٌ ( ج آلِـهَةٌ ) : ilah ( tuhan )

عَبَدَ - يَعْبُدُ : beribadah , menyembah , mengabdi , memuja

عبَدَ يَعبُد،  اُعْبُدْ، عِبادةً وعُبُوديَّةً، فهو عابِد، والمفعول مَعْبود

إِيَّا : kepada , terhadap

إِيَّا : : ضَمِيرٌ مُنْفَصِلٌ مَنْصُوبٌ تَتَّصِلُ بِهِ جَمِيعُ الضَّمائِرِ. الْمُتَكَلِّم : إيَّايَ، إيَّانَا. الْمُخَاطَبُ : إيَّاكَ، إيَّاكُمَا، إيَّاكُمْ، إيَّاكُنَّ. الغَائِبُ: إيَّاهُ، إيَّاهَا، إيَّاهُمْ، إيَّاهُنَّ. وَيَأتِي لِلتَّحْذِيرِ: "إيَّاكِ أَفْعَالَ الشَّرِّ"، "إِيَّاكَ أَنْ تُغَامِرَ" : كُنْ حَذِراً. "إيَّاكِ أعْنِي واسْمَعِي يَا جَارة"(مثل)الفاتحة آية 5 إيَّاكَ نَعْبُدُ (قرآن).


مُخْلِص : yang ikhlas , tulus , jujur , suci , benar , setia , loyal , taat

أخلصَ/ أخلصَ في/ أخلصَ لـ يُخلص، أخْلِصْ، إخلاصًا، فهو مُخلِص، والمفعول مُخلَص

لَوْ : jika , seandainya , sekiranya, walaupun

كَرِهَ - يكْره : membenci , tidak menyukai , jijik , muak , tidak senang


كرِهَ يَكرَه،     كُرْهًا وكَرْهًا وكَراهةً وكراهِيَةً وكراهيَّةً، فهو كاره، والمفعول مَكْروه وكَرِيه


كَفَرَ - يكْفر : kufur , ingkar , tidak beriman , mengkafiri , mengingkari , tidak percaya

كفَرَ1/ كفَرَ بـ يكفُر، كُفْرًا وكُفُورًا وكُفْرانًا، فهو كافر، والمفعول مكفور

وَحْدَهُ : sendiri , sendirian , semata , satu - satunya

وحد : وَحْد [مفرد]:
1- مصدر وحَدَ ووحِدَ.
2- منفرد (لا يُثنّى ولا يُجمع) "الله وَحْده- يدٌ وَحْدها لا تصفق" هو قريع وَحْده: أي لا يقارعه في الفضل أحد- هو نَسيج وَحْده: لا ثاني له، لا مثيل له، وتقال في المدح.
3- رجل لا يُعْرفُ نسبه وأصلُه.


صَدَقَ - يَصْدُقُ : mengatakan atau menceritakan kebenaran , menjadi benar , jujur , tulus

صدَقَ/ صدَقَ في يصدُق،  اُصْدُقْ،  صِدْقًا، فهو صادِق، والمفعول مَصْدوقٌ

وَعْد : janji , ikrar

الوَعْدُ وَالمَوْعِدُ : janji

نَصَرَ - يَنْصُرُ : 1. membantu , menolong , menopang , mendukung , menyokong , memperjuangkan ; 2. memenangkan , memberikan kemenangan

نصَرَ يَنصُر،  اُنْصُرْ،  نَصْرًا ونُصْرةً، فهو ناصر، والمفعول مَنْصور

العَبْدُ ( ج عَبِيْدٌ وعِبَادٌ وعُبَّادٌ وعَبَدَةٌ ) , الخَادِمُ ( ج خَدَمٌ وخُدَّامٌ ) , الخَدِيْم , الرَّقِيْقُ : abdi ( hamba , bawahan )



أعَزَّ - يُعِزُّ : membela , mencintai , menyukai , memuliakan

أعزَّ يُعِزّ، أعْزِزْ/ أعِزَّ، إعزازًا، فهو مُعِزّ، والمفعول مُعَزّ

الجُنْدُ ( ج جُنُوْدٌ و اَجْنَادٌ ) : perajurit


هَزَمَ - يهزم : mengalahkan , menaklukkan , menghancurkan , memukul , memperdaya , menundukkan

هزَمَ يهزِم، اِهْزِمْ، هزيمةً، فهو هازم، والمفعول مَهْزوم وهَزِيم

القَوْمُ ( ج أَقْوَامٌ ) ، الحِزْبُ ( ج أَحْزَابٌ ) ، الجِهَةُ ( ج جِهَاتٌ ) : pihak, musuh