Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makna Filosofis Dzikir: Subhanallah



Secara Bahasa:

سُبْحَانَ : [س ب ح]. (مصدر سَبَحَ). 1."سُبْحَانَ اللَّهِ": تَنْزِيهُهُ تَعَالَى وَتَعْظِيمُهُ وَإجْلاَلُهُ، أيْ أُبَرِّئُ اللَّهَ عَنْ كُلِّ سُوءٍ. 2."سُبْحَانَ اللَّهِ مِنْ كَذَا" : أيْ تَعَجُّبٌ مِنْهُ، وَهُوَ مَنْصُوبٌ علَى أَنَّهُ مَفْعُولٌ مُطْلَقٌ. 3."هُوَ أعْلَمُ بِمَا فِي سُبْحَانِهِ" : أَيْ مَا فِي نَفْسِهِ.

سَبَح - يَسْبَحُ : berenang , berendam

سبَحَ/ سبَحَ بـ/ سبَحَ في يَسبَح، اِسْبَحْ، مصدر سِبَاحَةٌ، سَبْحٌ، سُبْحَان، فهو سابِح، والمفعول مسبوحٌ به

سَبَحَ : [س ب ح]. (فعل: ثلاثي لازم). سَبَحَ، يَسْبَحُ، مصدر سُبْحَان. "سَبَحَ الرَّجُلُ" : قَالَ "سُبْحَانَ اللَّهِ".


سَبَّحَ - يُسَبِّحُ : bertasbih , mensucikan , memuji , memuliakan

سبَّحَ/ سبَّحَ لـ يُسبِّح، سَبِّحْ، مصدر تَسْبِيحٌ، فهو مُسبِّح، والمفعول مُسبَّح (للمتعدِّي)


Maf'ul mutlaq adalah isim manshub dari lafadz fi'il (mashdar) yang disebutkan bersama fi'il tersebut untuk penegasan

Contoh:

حَفِظْتُ الدَّرْسَ حِفْظًا
Aku telah hafal pelajaran ini dengan sebenarnya.

( حِفْظًا : Maf’ul mutlaq untuk penegasan fi’il, manshub dengan fathah)


Makna filosofis membaca subhanallah (Maha Suci Allah) adalah kita menyucikan Dzat Allah swt dari setiap sifat yang tidak layak disematkan kepada-Nya. Misal ketika kita mendapatkan takdir yang buruk atau takdir yang tidak kita harapkan, kemudian kita berburuk sangka bahwa Allah tidak sayang padanya atau bahkan dalam hati kecil nya sampai tidak percaya padanya, dan yang paling parah sampai berbuat syirik dengan meminta bantuan dukun atau jin. Padahal Allah berfirman:


Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 216

وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.

Dari ayat diatas jelas, bahwa semua takdir yang diberikan oleh Allah kepada kita adalah pasti baik dan pasti ada hikmahnya. Hanya saja kita tidak menyadarinya karena yang kita anggap baik ukurannya selalu kekayaan. Sementara nikmat-nikmat yang lain seperti nikmat udara, sehat, umur dll dilupakan. Terlebih nikmat iman dan islam yang akan mengantarkan ke jalan yang lurus justru dilupakan.

Oleh sebab itu, dengan membaca subhanallah, berarti kita bersungguh-sungguh menyucikan Dzat Allah dari prasangka buruk kepada Nya, yang berarti kita menyatakan kesempurnaan Dzatnya selamanya.


Semoga bermanfaat.
Wallahu'alam