Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kajian Tafsir Al-Baqarah/2:250 - Doa Nabi Daud Agar Diberi Kekuatan Mental Menghadapi Musuh



Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 250

وَلَمَّا بَرَزُوْا لِجَالُوْتَ وَجُنُوْدِهٖ قَالُوْا رَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ۗ


Ketika mereka maju melawan Jalut dan bala tentaranya, mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami, dan menangkanlah kami atas kaum yang kafir.”

As they advanced against Jalut and his army, they prayed, "Our Lord, give us patience, make our steps firm, and win us over the disbelievers."


IRAB:
 
⬤ وَلَمَّا بَرَزُوا: الواو: استئنافية.
 لما: بمعنى «حين» اسْمُ شَرْطٍ غَيْرِ جَازِمٍ مَبْنِيٌّ عَلَى السُّكُونِ فِي مَحَلِّ نَصْبٍ عَلَى الظَّرْفِيَّةِ الزَّمَانِيَّةِ.
 برزوا: فِعْلٌ مَاضٍ مَبْنِيٌّ عَلَى الضَّمِّ لِاتِّصَالِهِ بِوَاوِ الْجَمَاعَةِ.
 الواو: ضَمِيرٌ مُتَّصِلٌ فِي مَحَلِّ رَفْعٍ فَاعِلٌ وَالْأَلِفُ: فَارِقَةٌ.
 وجملة «بَرَزُوا» فِي مَحَلِّ جَرٍّ بِالِاضَافَةِ لِوُقُوعِهَا بَعْدَ «لَمَّا» الظرفية.

⬤ لِجالُوتَ وَجُنُودِهِ:
لجالوت: جَارٌ وَمَجْرُورٌ مُتَعَلِّقٌ بِبَرَزُوا وَعَلَامَةُ جَرّ الْإِسْمِ: الْفَتْحَةُ بَدَلًا مِنْ الْكَسْرَةِ لِأَنَّهُ مَمْنُوعٌ مِنْ الصَّرْفِ.
 الواو: عاطفة.
 جنوده: اسْمٌ مَعْطُوفٌ عَلَى «جَالُوتَ» مَجْرُورٌ مِثْلُهُ وَعَلَامَةُ جَرّهِ: الْكَسْرَةُ.
 والهاء: ضَمِيرٌ مُتَّصِلٌ مَبْنِيٌّ عَلَى الْكَسْرِ فِي مَحَلِّ جَرٍّ مُضَافٌ الَيْهِ.

⬤ قالُوا رَبَّنا:
 قالوا: تَعْرِبُ إِعْرَابٌ «بَرَزُوا» وَهِيَ: جَوَابُ شَرْطٍ غَيْرُ جَازِمٍ لَا مَحَلَّ لَهَا.
ربنا: مُنَادَى مُضَافٌ وَأَدَاةُ النِّدَاءِ مَحْذُوفَةٌ وَالتَّقْدِيرُ: يَا رَبَّنَا مَنْصُوبٌ بِالْفَتْحَةِ وَ «نَا» ضَمِيرٌ مُتَّصِلٌ فِي مَحَلِّ جَرٍّ مُضَافٌ الَيْهِ.
 وجملة «رَبَّنا وما تلاها» في محل نصب مفعول به «مقول القول».

⬤ أَفْرِغْ عَلَيْنا صَبْراً: 
أفرغ: فِعْلُ دُعَاءٍ وَتَضَرُّعٍ بِصِيغَةِ طَلَبَ بِمَعْنَى «أَنْزِلْ» مَبْنِيٌّ عَلَى السُّكُونِ وَالْفَاعِلُ: ضَمِيرٌ مُسْتَتَرٌ فِيهِ وُجُوبًا تَقْدِيرُهُ: انْتَ.
 علينا: جَارٌ وَمَجْرُورٌ مُتَعَلِّقٌ بِاَفْرِغْ وَ «نَا» ضَمِيرٌ مُتَّصِلٌ- ضَمِيرُ الْمُتَكَلِّمِينَ- مَبْنِيٌّ عَلَى السُّكُونِ فِي مَحَلِّ جَرٍّ بِعَلَى.
 صبرا: مَفْعُولٌ بِهِ مَنْصُوبٌ بِالْفَتْحَةِ.

⬤ وَثَبِّتْ أَقْدامَنا: 
الواو: عاطفة.
 ثبتّ: معطوفة على «أَفْرِغْ» وَتَعَرَّبَ إِعْرَابُهَا.
 اقدامنا: مَفْعُولٌ بِهِ مَنْصُوبٌ بِالْفَتْحَةِ.
 و «نا» ضَمِيرٌ مُتَّصِلٌ مَبْنِيٌّ عَلَى السُّكُونِ فِي مَحَلِّ جَرٍّ بِالِاضَافَةِ.

⬤ وَانْصُرْنا عَلَى الْقَوْمِ: 
الواو: عاطفة.
 انصرنا: معطوفة على «أَفْرِغْ» أو «ثَبِّتْ» وتعرب إعرابها و «نا» ضَمِيرٌ مُتَّصِلٌ مَبْنِيٌّ عَلَى السُّكُونِ فِي مَحَلِّ نَصْبٍ مَفْعُولٍ بِهِ.
 على القوم: جار ومجرور متعلق بانصرنا.

⬤ الْكافِرِينَ: صِفَةٌ لِلْقَوْمِ مَجْرُورَةٌ مِثْلُهَا وَعَلَامَةُ جَرِّهَا: الْيَاءُ لِأَنَّهَا جَمْعُ مُذَكَّرٍ سَالِمٌ.
 وَالنُّونُ عِوَضٌ عَنْ تَنْوِينِ الْمُفْرَدِ.
 
MUFRADAT

- وَلَمَّا And when

لَمَّا : 1. manakala , ketika ; sedangkan , sejak , sebab , selama , tatkala ; 2. bukan , belum

- بَرَزُوا they went forth

برَزَ/ برَزَ إلى/ برَزَ في/ برَزَ لـ يَبرُز، اُبْرُزْ، مصدر بُروزٌ، فهو بارِز، والمفعول مَبروز إليه

بَرَزَ - يَبْرُزُ : nampak , muncul , menunjukkan diri , keluar , tampil , mengemuka , menonjol

- لِجَالُوتَ to (face) Jalut

- وَجُنُودِهِ and his troops

الجُنْدُ ( ج جُنُوْدٌ و اَجْنَادٌ ) : perajurit

- قَالُوا they said,

قالَ/ قالَ بـ/ قالَ عن/ قالَ في/ قالَ لـ يقول، قُلْ، مصدر قَوْلٌ، قَالٌ، قَوْلَةٌ، مَقَالٌ، مَقَالَةٌ، فهو قائل، والمفعول مقول

قَالَ - يقُوْل : berkata , mengatakan , mengucapkan , menceritakan , memberitahukan

- رَبَّنَا "Our Lord!

جمع: أرْبَابٌ، رُبُوبٌ.

رَبُّ الْبَيْتِ ، رَبُّ الْعَائِلَةِ : kepala keluarga

- أَفْرِغْ Pour 

أفرغَ يُفرغ، أَفْرِغْ، مصدر إفْرَاغٌ، فهو مُفْرِغ، والمفعول مُفْرَغ

أفْرَغَ - يُفْرِغُ : menuangkan , menumpahkan

- عَلَيْنَا on us 
- صَبْرًا patience

صبَرَ/ صبَرَ على/ صبَرَ عن يَصبِر، اِصْبِرْ، مصدر صَبْرٌ، فهو صابِر، والمفعول مَصْبور

صَبَرَ - يَصْبِرُ : bersabar , menahan diri , tabah , bertahan

- وَثَبِّتْ and make firm

ثبَّتَ يثبِّت، ثَبِّتْ، مصدر تَثْبِيتٌ، فهو مُثبِّت، والمفعول مُثبَّت

ثَبَّتَ - يُثَبِّتُ : menentukan , menetapkan , mengikatkan , mengatasi , menstabilkan , mengukuhkan , mengokohkan , memperkuat , mempersatukan , mengkonsolidasikan

- أَقْدَامَنَا our feet,

القَدَمُ ( ج أَقْدَامٌ ) : Kadam ( telapak kaki )

- وَانْصُرْنَا and help us

نصَرَ يَنصُر، اُنْصُرْ، مصدر نَصْرٌ، نُصْرَةٌ، فهو ناصر، والمفعول مَنْصور

نَصَرَ - يَنْصُرُ : 1. membantu , menolong , menopang , mendukung , menyokong , memperjuangkan ; 2. memenangkan , memberikan kemenangan

- عَلَى against 
- الْقَوْمِ the people

القَوْمُ ( ج أَقْوَامٌ ) ، الطَّائِفَةُ ( ج طَوَائِفُ ) : Kaum

- الْكَافِرِينَ (who are) disbelieving."

كفَرَ1/ كفَرَ بـ يكفُر، كُفْرًا وكُفُورًا وكُفْرانًا، فهو كافر، والمفعول مكفور

كَفَرَ - يكْفر : kufur , ingkar , tidak beriman , mengkafiri , mengingkari , tidak percaya



TAFSIR:

Dalam cerita israiliyat disebutkan bahwa Raja Jalut merupakan raja bangsa Filistin yang kuat dan perkasa. Ia memimpin pasukan Filistin dalam pertempuran melawan pasukan Israel di Lembah Elah. Jalut dan pasukannya menantang pasukan Israel untuk mengirimkan seorang prajurit yang mampu melawannya dalam pertarungan satu lawan satu. Jika prajurit Israel menang, maka Filistin akan menjadi hamba Israel, tetapi jika Jalut menang, maka Israel akan menjadi hamba Filistin.

Dalam kisah tersebut, Nabi Daud, yang pada saat itu masih muda dan belum menjadi raja, menerima tantangan Jalut. Daud melawan Jalut dengan hanya menggunakan gawai-nya dan dengan kekuatan iman kepada Allah. Daud melontarkan sebatu dari gawai-nya yang mengenai dahi Jalut, membuatnya terjatuh dan tak sadarkan diri. Kemudian, Daud mengambil pedang Jalut dan membunuhnya dengan menggunakan pedang itu sendiri.

Kemenangan Daud atas Jalut dianggap sebagai tanda kekuatan iman dan pertolongan Allah yang luar biasa. Daud kemudian menjadi raja Israel yang terkenal dan tercatat dalam sejarah sebagai raja yang bijaksana dan berani. Sementara itu, Raja Jalut menjadi simbol keangkuhan dan kekuatan manusia yang tak berdaya tanpa pertolongan Allah.


TAFSIR PSIKOLOGIS:

Doa dari ayat ini dapat memberikan manfaat psikologis bagi yang mengamalkannya antara lain:

1. "Limpahkanlah kesabaran kepada kami": Sebuah permohonan untuk diberikan kesabaran dapat memberikan rasa ketenangan dan penghiburan dalam menghadapi situasi sulit atau tantangan dalam hidup. Memiliki kesabaran dapat membantu seseorang menjaga ketenangan pikiran dan menghadapi rintangan dengan lebih baik.

2. "Kukuhkanlah langkah kami": Sebuah permohonan untuk langkah yang kukuh atau teguh dapat memberikan penguatan mental dan rasa percaya diri. Dalam menghadapi tantangan hidup, memiliki langkah yang kukuh dapat memberikan keyakinan bahwa seseorang mampu mengatasi rintangan dan tidak mudah tergoyahkan.

3. "Menangkanlah kami atas kaum yang kafir": Permohonan untuk kemenangan atas lawan atau penentang dapat memberikan rasa motivasi, keyakinan, dan harapan. Memiliki harapan akan kemenangan atau hasil yang positif dalam perjuangan hidup dapat memberikan dorongan psikologis dan meningkatkan semangat untuk melawan dan mengatasi rintangan.

Setiap kalimat dalam doa tersebut memiliki potensi untuk memberikan manfaat psikologis, tergantung pada interpretasi dan keyakinan individu yang mendoakannya. Penting untuk dicatat bahwa interpretasi dan pengalaman pribadi dapat mempengaruhi bagaimana kata-kata tersebut memberikan manfaat psikologis bagi seseorang.


TAFSIR WAJIZ
Dan ketika saat yang mencekam semakin dekat, mereka, yakni kelompok kecil namun didukung keimanan yang kuat, terus maju untuk melawan Jalut dan tentaranya, meski mereka tahu benar kekuatan mereka tidak sebanding dengan kekuatan tentara Jalut. Untuk menguatkan mental, mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami untuk menghadapi situasi yang berat ini; kukuhkanlah langkah kami di medan perang ini; dan tolonglah kami untuk menghadapi dan mengalahkan orang-orang kafir.”  Cerita ini memberi kita beberapa pelajaran dalam menghadapi situasi yang berat dan sulit. Pertama, berani menghadapi dengan penuh kesabaran. Kedua, mempersiapkan apa saja yang memungkinkan untuk memantapkan langkah. Ketiga, berdoa untuk menguatkan mental.