Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kamu Berharga dan Berhak Bahagia

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Masih dalam Bulan Ramadan ini, sebuah tragedi menimpa seorang santri pondok pesantren yang mengakhiri hidupnya. Kasus ini mengundang banyak pertanyaan dan keprihatinan dari berbagai pihak.

Menurut informasi, korban tidak memiliki masalah dengan teman-teman ataupun di sekolah. Namun, kemungkinan besar dia mengalami beban mental atau psikologis karena statusnya sebagai yatim piatu.

Perasaan kesepian dan terasing bisa menjadi beban berat bagi seorang anak. Melihat teman-teman dijemput orang tua, sementara dia tidak, mungkin saja memperparah kondisinya.

Kasus ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya memberikan perhatian kepada kesehatan mental, terutama bagi anak-anak yang memiliki latar belakang yang kompleks.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.
(Āli ‘Imrān [3]:139)

1. Kehilangan orang tua bukan akhir dari dunia.
Meski berat, yatim piatu bukan alasan untuk menyerah. Kamu masih punya banyak orang yang sayang dan peduli padamu. Teman, guru, dan orang lain di sekitarmu bisa menjadi keluarga barumu.

2. Jangan pendam perasaanmu sendiri.
Jika kamu merasa sedih, kesepian, atau tertekan, jangan ragu untuk berbagi dengan orang yang kamu percaya. Bercerita dan mencari bantuan bukan tanda kelemahan.

3. Kamu berharga dan berhak untuk bahagia.
Hidup ini penuh dengan harapan dan kemungkinan. Jangan biarkan rasa sedih dan kesepian menenggelamkanmu. Bangkitlah dan raih kebahagiaanmu.

Mari bersama-sama kita ciptakan lingkungan yang lebih ramah dan suportif bagi anak-anak, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan bahagia.

Semoga bermanfaat.

Pengasuh,
MAHAD BAHASA ADAB

Post a Comment for "Kamu Berharga dan Berhak Bahagia"