Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menelusuri Jejak Syukur dalam Kelimpahan dan Kekurangan


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Mari kita renungkan bersama Surat An-Nahl ayat 112 yang menceritakan kisah sebuah negeri yang aman dan makmur, namun penduduknya kufur dan ingkar kepada Allah. Akibatnya, Allah menimpakan bencana kelaparan dan ketakutan kepada mereka.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَىِٕنَّةً يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِاَنْعُمِ اللّٰهِ فَاَذَاقَهَا اللّٰهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ

Allah telah membuat suatu perumpamaan sebuah negeri yang dahulu aman lagi tenteram yang rezekinya datang kepadanya berlimpah ruah dari setiap tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah. Oleh karena itu, Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan karena apa yang selalu mereka perbuat. (An-Naḥl [16]:112)

Bagi seorang Sufi, ayat ini mengandung pelajaran penting dalam hal aqidah dan akhlaq:

Aqidah:
1. Keyakinan akan balasan Allah: Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak segan memberikan balasan atas kufur dan kedurhakaan manusia.
2. Keesaan Allah: Hanya Allah yang berkuasa memberikan nikmat dan bencana.

Akhlaq:
1. Syukur: Mensyukuri nikmat Allah adalah kunci untuk keberkahan dan keselamatan.
2. Qanaah: Merasa cukup dengan apa yang dimiliki, tidak serakah dan kufur.
3. Taqwa: Menjaga diri dari perbuatan maksiat yang dapat mendatangkan murka Allah.

Kisah ini menjadi pengingat bagi kita untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Jangan sampai rasa aman dan kelimpahan membuat kita lupa diri dan kufur kepada Allah.

Ada ungkapan yang mengatakan:
1. Negeri yang aman dan makmur bagaikan taman yang indah, namun jika tidak dijaga, ia akan menjadi hutan belantara yang penuh bahaya.
2. Rezeki yang melimpah bagaikan air hujan, namun jika tidak dikelola dengan baik, ia akan menjadi banjir yang merusak.
3. Rasa aman bagaikan selimut yang hangat, namun jika membuat kita lalai, ia akan menjadi borgol yang mengikat kita dalam kesombongan.
4. Kelaparan dan ketakutan bagaikan obat pahit, namun jika diminum dengan ikhlas, ia akan menjadi obat yang menyembuhkan penyakit hati.
5. Syukur bagaikan kunci yang membuka pintu kebahagiaan dan ketenteraman hati.

Marilah kita jadikan ayat ini sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas iman dan akhlak kita. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pengasuh,
MAHAD BAHASA & ADAB

Hashtag
#sufi #tasawuf #quran #an-nahl #syukur #kufur #aqidah #akhlaq #hikmah #kultum #dakwah












Post a Comment for "Menelusuri Jejak Syukur dalam Kelimpahan dan Kekurangan"