Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Akhlaq Rasulullah: Meski disakiti, beliau memilih senyum


حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأُوَيْسِيُّ حَدَّثَنَا مَالِكٌ عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كُنْتُ أَمْشِي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهِ بُرْدٌ نَجْرَانِيٌّ غَلِيظُ الْحَاشِيَةِ فَأَدْرَكَهُ أَعْرَابِيٌّ فَجَبَذَ بِرِدَائِهِ جَبْذَةً شَدِيدَةً قَالَ أَنَسٌ فَنَظَرْتُ إِلَى صَفْحَةِ عَاتِقِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ أَثَّرَتْ بِهَا حَاشِيَةُ الرِّدَاءِ مِنْ شِدَّةِ جَبْذَتِهِ ثُمَّ قَالَ يَا مُحَمَّدُ مُرْ لِي مِنْ مَالِ اللَّهِ الَّذِي عِنْدَكَ فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ فَضَحِكَ ثُمَّ أَمَرَ لَهُ بِعَطَاءٍ (رواه البخاري)

Telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah Al-Uwaisi, telah menceritakan kepada kami Malik dari Ishaq bin 'Abdullah bin Abi Thalhah dari Anas bin Malik, ia berkata: "Aku pernah berjalan bersama Rasulullah Saw, beliau mengenakan selendang dari Najran yang tebal pinggirannya. Lalu datang seorang Badui mendekati beliau, kemudian menarik selendang beliau dengan keras. Anas berkata: 'Aku melihat leher Rasulullah Saw dan tampak bekas selendang itu karena kerasnya tarikan.' Kemudian orang Badui itu berkata, 'Wahai Muhammad, perintahkan agar aku diberi sebagian dari harta Allah yang ada padamu.' Maka Rasulullah Saw menoleh kepadanya, tersenyum, lalu memerintahkan agar ia diberi sesuatu." (HR. Bukhari)


----------------------

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari Sahabat Anas bin Malik Ra, ia menceritakan sebuah kisah yang begitu menyentuh hati. Suatu ketika, Anas bin Malik berjalan di samping Rasulullah Saw. Beliau saat itu mengenakan selendang dari Najran yang tebal pinggirannya. Di tengah keheningan itu, tiba-tiba datang seorang Badui yang dengan kasar menarik selendang Rasulullah tersebut. Tarikannya begitu kuat hingga meninggalkan bekas merah di leher mulia Rasulullah. Pemandangan itu membuat hati terasa perih. Ditambah dengan tanpa rasa hormat, orang Badui itu berteriak, sambil mengatakan 'Wahai Muhammad, berikan aku sebagian dari harta Allah yang ada padamu!' 

Di saat yang lain mungkin akan marah atau tersinggung, Rasulullah ternyata justru hanya menoleh kepadanya. Bukan dengan wajah marah atau kecewa, melainkan dengan senyuman yang tulus, senyuman yang menyejukkan hati. Dan tanpa berkata-kata lebih banyak, beliau memerintahkan agar orang itu diberikan apa yang ia minta.

Dari hadis ini dapat kita pahami, betapa agungnya akhlak Rasulullah. Meski disakiti, beliau memilih senyum. Meski dilukai, beliau memilih maaf. Akhlak yang membuat hati ini terharu dan merasa begitu jauh dari keteladanan beliau. Bagaimana mungkin kita yang lemah ini sering bereaksi dengan amarah, sementara Rasulullah, dengan segala kelembutannya, justru membalas kekasaran dengan kebaikan?” Bagaimana dengan kita?

Semoga bermanfaat.