Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mensyukuri Rezeki dengan Kesadaran Hakikat

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Marilah kita bersama-sama merenungkan ayat 71 surat An-Nahl. Ayat ini menjelaskan tentang perbedaan rezeki dan bagaimana seharusnya kita menyikapinya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

وَاللّٰهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ فِى الرِّزْقِۚ فَمَا الَّذِيْنَ فُضِّلُوْا بِرَاۤدِّيْ رِزْقِهِمْ عَلٰى مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ فَهُمْ فِيْهِ سَوَاۤءٌۗ اَفَبِنِعْمَةِ اللّٰهِ يَجْحَدُوْنَ

Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki. Akan tetapi, orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezekinya kepada para hamba sahaya yang mereka miliki sehingga mereka sama-sama (merasakan) rezeki itu. Mengapa terhadap nikmat Allah mereka ingkar? (An-Naḥl [16]:71)

Dari sisi aqidah, ayat ini mengingatkan kita tentang keesaan Allah. Allah-lah yang menentukan rezeki setiap hamba-Nya. Perbedaan rezeki bukan untuk diributkan, melainkan untuk disyukuri dan menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Dari sisi akhlak, ayat ini mengajarkan kita untuk bersikap dermawan dan peduli terhadap sesama. Orang-orang yang kaya hendaknya membantu orang-orang yang miskin. Dengan begitu, tercipta kesetaraan dan kesejahteraan dalam masyarakat.

Marilah kita jadikan ayat ini sebagai pedoman hidup:
  • Pertama, kita harus menerima ketetapan Allah dengan lapang dada, baik kaya maupun miskin.
  • Kedua, kita harus bersyukur atas rezeki yang Allah berikan, sekecil apapun itu.
  • Ketiga, kita harus membantu orang-orang yang membutuhkan dengan penuh keikhlasan.
  • Keempat, kita harus menjauhkan diri dari sifat syirik dan selalu ingat bahwa Allah-lah yang Maha Pemberi Rezeki.
  • Kelima, kita harus meneladani sifat Allah yang yang Maha Pemberi Rezeki dengan menjadi hamba yang tawadhu dan dermawan.
Ada ungkapan yang mengatakan:
  • Rezeki itu bagaikan hujan yang turun dari langit. Allah-lah yang menentukan siapa yang mendapatkannya lebih banyak dan siapa yang mendapatkannya lebih sedikit.
  • Rezeki itu bagaikan sebuah pohon. Orang yang kaya adalah ranting-ranting yang tinggi, sedangkan orang yang miskin adalah ranting-ranting yang rendah. Namun, semua ranting itu berasal dari pohon yang sama.
Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua untuk mengamalkan ayat ini dalam kehidupan sehari-hari.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pengasuh,
MAHAD BAHASA & ADAB

Hashtag:
#tasawuf #aqidah #akhlak #rezeki #syukur #dermawan #kesetaraan #keesaanAllah #meneladaniAllah

Post a Comment for "Mensyukuri Rezeki dengan Kesadaran Hakikat"